Logo Bloomberg Technoz

Di samping itu, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) yang melesat 35%, saham PT ERA Media Sejahtera Tbk (DOOH) melonjak 34,2%, dan saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) melejit 24,7%.

Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya saham PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) yang ambles 26%, saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) yang jatuh 24,8%, dan saham PT Golden Flower Tbk (POLU) yang ambruk 20,95%.

Indeks saham utama Asia lainnya justru menguat. Index S&P/ASX 200 (Australia), SENSEX (India), Nikkei 225 (Tokyo), dan Topix (Jepang), yang berhasil menguat masing-masing 0,55%, 0,30%, 0,25%, dan 0,23%.

Di sisi berseberangan, IHSG (Indonesia), PSEI (Filipina), dan SETI (Thailand), yang terpeleset masing-masing 1,29%, 0,74%, dan 0,56%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan pelemahan paling buruk dan terlemah di Asia.

Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Di sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus-menerus lesu di hadapan dolar Amerika Serikat.

Pada tutup perdagangan di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp16.260. Rupiah melemah 0,54% point-to-point.

Sejak pagi tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka langsung drop dalam pembukaan perdagangan pasar spot, Kamis (30/1/2025) melampaui level Rp16.225/US$.

Penutupan Nilai Rupiah Terhadap Dolar AS pada Kamis 30 Januari 2025 (Bloomberg)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus terjerumus turun hingga sempat menyentuh level terlemah di sesi intraday mencapai Rp16.273/US$, sebelum ditutup ambles 0,54% di level Rp16.260/US$ sore ini.

Sementara sebagian besar mata uang Asia lain, menguat sejak pagi tadi dipimpin oleh yen yang naik 0,43%, peso 0,17%, baht 0,10%, yuan offshore 0,06%, juga dolar Hong Kong 0,02%.

Adapun Rupiah ditengarai terimbas efek tunda dari gejolak pasar global yang terjadi pada awal pekan ini ketika dolar AS melesat di pasar global akibat vonis tarif impor 25% pada Kolombia yang dijatuhkan oleh Donald Trump, Presiden AS.

Menurut Bank Indonesia, pelemahan Rupiah hari ini merupakan cerminan adanya repricing setelah libur panjang Bursa di Indonesia selama tiga hari.

“Adanya repricing pasca libur panjang di Indonesia karena di negara lain ada yang tidak libur,” terang Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Fitra Jusdiman pada Bloomberg Technoz.

Bila dibandingkan kinerja dalam empat hari perdagangan pekan ini, jelas BI, semua mata uang Asia memang melemah meski Rupiah memang yang paling dalam pelemahannya. Mengacu data Bloomberg, pada periode empat hari perdagangan spot pekan ini, rupee juga tergerus 0,44% pada periode tersebut, disusul oleh ringgit 0,39%, dolar Singapura 0,28%, yuan offshore 0,25%, baht 0,20% dan dolar Hong Kong serta yuan Tiongkok turun 0,05%.

Pasar keuangan dalam negeri hari ini juga terbebani sinyal terbaru dari hasil pertemuan Bank Sentral AS, FOMC Federal Reserve, yang menggarisbawahi prospek pemangkasan suku bunga acuan ke depan sepertinya agak sulit.

Efeknya, saat rupiah melemah, beban utang luar negeri masing-masing emiten Perusahaan akan meningkat. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah, akan mengalami currency missmatch.

Pada nantinya, currency missmatch itu akan menggerus laba. Ketika laba emiten jatuh, apalagi sampai merugi, investor sulit berharap akan datangnya dividen yang memetik keuntungan dari saham.

(fad)

No more pages