Logo Bloomberg Technoz

Seluruh pinjaman itu akan jatuh tempo awal 2028. Januari 2025 juga menjadi bulan terakhir pembelian surat berharga komersial dan obligasi korporasi, langkah yang pertama kali dilakukan pada Maret lalu. Dengan demikian, neraca akan berkurang lagi 6,5 triliun yen pada Januari 2028.

Bersama dengan keputusan menghentikan pembelian obligasi pemerintah tahun lalu, bank sentral sekarang memastikan jalan untuk mengurangi neraca keuangannya sebanyak lebih dari 15% melalui kebijakan pengetatan kuantitatif.

"Meski hal ini tidak terlalu menarik perhatian, penghentian program pendanaan itu adalah satu keputusan besar," kata Kentaro Koyama, ekonom utama Deutsche Securities.

Langkah menerapkan kebijakan pengetatan kuantitatif bukan hanya diambil oleh BOJ. Banyak bank sentral negara-negara di dunia sudah mengurangi neraca yang membengkak akibat pandemi seiring dengan perubahan prioritas, dari mendukung perekonomian menjadi memerangi inflasi.

Namun, skala relatif dari kepemilikan BOJ, mencapai 126% dari ekonomi negara itu, jauh lebih besar dari Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Eropa yang hanya sekitar 30% dari produk domestik bruto (PDB).

Neraca BOJ jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain di dunia. (Bloomberg)

Tetap saja, pengalaman The Fed mengisyaratkan risiko yang bisa dihadapi oleh BOJ ketika mencoba mengurangi neraca tanpa membuat pasar khawatir.

The Fed mulai memperketat kebijakan moneternya pada 2022, tapi Juni tahun lalu mereka terpaksa memperlambat upaya pelonggaran karena khawatir dampak pengurangan aset ini bisa mengguncang pasar pendanaan jangka pendek.

Setelah mengumumkan keputusan tegas pada Rabu (29/1/2025), Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan kesiapan bank sentral untuk menyesuaikan rincian pengurangan neraca keuangan jika diperlukan untuk memastikan transisi lancar, dari perubahan kebijakan moneter sejalan dengan perkembangan ekonomi dan finansial.

Data Bloomberg memperlihatkan hingga kini Powell sudah mengurangi sekitar 24% neraca The Fed dari jumlah tertinggi pada April 2022.

Koyama, dari Deutsche Securities, mengatakan penghapusan program pinjaman itu akan mengurangi permintaan obligasi pemerintah yang digunakan sebagai jaminan, satu faktor yang bisa menaikkan imbal hasil. 

Dia menyebut bahwa langkah ini akan mendorong sektor perbankan mencari sumber pendanaan alternatif yang stabil dan bisa juga meningkatkan tekanan agar bunga jangka pendek naik akibat kekurangan sumber pendanaan. 

Seluruh pinjaman dari program BOJ itu akan dihapus dari neraca bank sentral pada Maret 2028. Data terakhir menunjukkan neraca BOJ saat ini mencapati 740 triliun yen.

Neraca BOJ empat kali lebih besar daripada tahun 2013. (Bloomberg)

Data BOJ menunjukkan portofolionya terdiri dari 79% obligasi jangka panjang pemerintah, sementara porsi dari perdagangan dana tercatat bernilai 5%.

Langkah besar pengetatan moneter BOJ diambil Juli 2024 ketika bank sentral ini memutuskan mengurangi pembelian obligasi sebesar 400 miliar yen per kuartal. BOJ memperkirakan langkah ini akan mengurangi kepemilikan obligasi sebesar 7% atau 8% dalam tiga bulan pertama 2026.

Program pinjaman dana untuk perbankan ini diperkenalkan pada Oktober 2012 ketika Gubernur BOJ saat itu Masaaki Shirakawa memilih menyediakan pendanaan jangka panjang bagi sektor perbankan.

Pada saat itu, Shirakawa menekankan program ini "tidak terbatas, dan dilaksanakan setelah Bank Sentral Eropa memutuskan membeli obligasi pemerintah dalam jumlah tidak terbatas ketika Eropa dilanda krisis utang.

Saat itu, banyak investor memandang langkah BOJ tersebut merupakan upaya untuk menghindari kritik karena tidak membuat stimulus moneter yang lebih ambisius.

Setelah beberapa kali dibenahi selama bertahun-tahun, pada Maret lalu durasi tawaran pinjaman pun diubah dari empat tahun menjadi satu tahun ketika bank sentral memutuskan untuk menghentikan program pelonggaran moneter besar-bearan yang diterapkan oleh pengganti Shirakawa, Haruhiko Kuroda.

(bbn)

No more pages