Logo Bloomberg Technoz

Hasil survei juga memuat perkiraan potensi resesi perekonomian domestik dalam 12 bulan ke depan. Bila hasil survei bulan lalu, tidak ada satu pun ekonom yang menilai Indonesia berpotensi resesi dalam 12 bulan ke depan, maka dalam survei terbaru ini peluang resesi ekonomi RI kembali muncul.

Survei mencatat, potensi terjadinya resesi ekonomi di Indonesia dalam 12 bulan ke depan mencapai 5%, berdasarkan 5 ekonom yang diwawancara.

Potensi resesi ekonomi di Indonesia dalam 12 bulan ke depan (Dok. Bloomberg)

Adapun inflasi domestik diperkirakan mencapai 2,50% tahun ini, lebih tinggi dibandingkan prediksi sebelumnya di 2,40%. Bila prediksi terbaru itu terpenuhi, maka inflasi 2025 akan lebih tinggi dibanding 2024 yang tercatat sebesar 1,57%, terendah dalam sejarah.

Para ekonom juga memperkirakan, BI rate akan berada di level 5,75%, atau tetap di level saat ini sampai akhir kuartal satu ini. Namun, BI diprediksi masih akan memangkas lagi bunga acuan sebesar 25 basis poin pada kuartal II nanti sehingga levelnya akan ada di 5,50% pada akhir Juni. 

Kesehatan fiskal

Para ekonom juga memprediksi, defisit fiskal Indonesia pada 2024 akan tercatat sebesar -2,6% dari PDB. Tingkat defisit fiskal pada tahun ini diperkirakan akan makin tinggi menjadi -2,7% dari PDB dan pada 2026 akan makin besar dengan defisit -2,8% dari PDB.

Adapun posisi defisit transaksi berjalan tahun ini diperkirakan meningkat menjadi -1,2% dari PDB, dari sebesar -0,8% tahun ini. 

Survei Bloomberg juga mencatat, tingkat pengangguran di Indonesia tahun ini kemungkinan akan meningkat jadi 5%, setelah pada 2024 tercatat sebesar 4,9%.

Nilai rupiah 'ambles'

Dalam perdagangan pertama pekan ini, setelah libur panjang tiga hari bursa, rupiah tertekan oleh dolar AS dengan pelemahan terdalam di Asia sampai siang ini. 

Rupiah spot menyentuh level Rp16.262/US$ dan secara teknikal memiliki level support berikut di Rp16.300/US$.

Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar AS sebenarnya bergerak stagnan. Arus jual di pasar saham memberikan sentimen negatif. IHSG menutup sesi pertama perdagangan dengan pelemahan tajam hingga 1,36%.

Sedangkan di pasar surat utang, mayoritas obligasi negara mencatat kenaikan harga ditandai dengan penurunan tingkat imbal hasil terutama untuk tenor lebih panjang.

Yield 10 tahun turun 7,9 basis poin menjadi 6,95%. Sedangkan tenor 2Y naik 2,6 basis poin menjadi 6,77%.

(rui)

No more pages