Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi BBM di Indonesia mencapai 505 juta barel pada 2023. Sebanyak 49% di antaranya didominasi oleh permintaan dari sektor industri transportasi.

Mengingat tingginya kebutuhan BBM di dalam negeri, Ardhi berpendapat kilang-kilang minyak di dalam negeri membutuhkan perbaikan cepat, terlebih beberapa di antaranya mengalami kerugian akibat kecelakaan kerja atau insiden kebakaran pada rentang 2021—2024.

Menurut Ardhi, kerugian dari kebakaran tersebut berupa keselamatan pekerja, kerusakan aset, kehancuran reputasi kinerja kilang, dan lainnya.

Insiden kebakaran misalnya terjadi di fasilitas Crude Distillation Unit (CDU) IV Kilang Balikpapan pada Mei 2024. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Tak hanya itu, Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Provinsi Riau terbakar pada Sabtu (1/4/2023) malam, sekitar pukul 22.40 WIB, dan mengakibatkan lima pekerja mengalami luka-luka.

Di luar kilang, fasilitas penyimpanan BBM seperti Depo Pertamina Plumpang juga mengalami kebakaran pada Jumat (3/3/2023) malam pukul 20.11 WIB. Api dari pipa bensin di kompleks tersebut menyebar hingga menyebabkan rumah-rumah warga di sekitar ikut terbakar. 

Faktor Luar

Di sisi lain, Ardhi menilai penting bagi Indonesia untuk mengantisipasi faktor luar seperti sanksi Amerika Serikat (AS) ke Rusia atau faktor-faktor lain seperti perang, bencana alam, dan lainnya; sebelum memutuskan untuk mengalihkan ekspor minyak mentah demi memompa produksi BBM di dalam negeri.

“Dengan cara memastikan rantai ketahanan rantai pasok melalui diversifikasi supplier. Selain itu, penting juga bagi Indonesia untuk memperbaiki kondisi kilang yang masih banyak kekurangan,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan akan menyetop ekspor minyak mentah dan mewajibkan diolah kilang lokal.  

Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur, sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik. Bahlil menyebut kebijakan ini untuk mempercepat tercapainya tujuan swasembada energi.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Dengan demikian, ekspor crude makin menurun,” kata Bahlil dalam keterangan resmi, Senin (27/1/2025).

Menurutnya, pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri. Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai diyakini mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam, termasuk jenis minyak mentah yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi standar.

“Pemerintah juga terus mendorong percepatan pembangunan kilang baru seperti Kilang Tuban dan Balongan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan,” ucap Bahlil.

Dia mengungkapkan perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel. Sebesar 12—13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan ekspor minyak dan gas (migas) naik 17,12% yaitu dari US$1,31 miliar menjadi US$1,53 miliar pada Desember 2024.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 28,02% menjadi US$231 juta. Adapun, ekspor hasil minyak naik 2,50% menjadi US$468,5 juta dan ekspor gas alam naik 24,09% menjadi US$839,9 juta.

Secara kumulatif, nilai ekspor migas Indonesia periode Januari—Desember 2024 mencapai US$264,70 miliar atau naik 2,29% dibandingkan dengan periode yang sama 2023.

(wdh)

No more pages