Disalip Singapura, Bursa Nikel RI Lambat Gegara Pemerintah Gamang
Mis Fransiska Dewi
23 January 2025 10:40

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) membeberkan alasan Indonesia tidak kunjung memiliki bursa berjangka nikel, kendati merupakan penghasil nikel terbesar di dunia yang menyumbang 63% dari total produksi global bijih.
Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan pemerintah hingga saat ini masih menimbang ihwal keuntungan bagi negara serta pengusaha ketika Indonesia memiliki bursa berjangka nikelnya sendiri.
Untuk itu, APNI gencar berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Kementerian Perindustrian.
“[Hal] yang harus dilihat, sisi benefit negara, untung negara, baru untuk pengusaha apa. Itu dahulu kan yang harus diperhatikan, kalau enggak ada benefit, baik untuk negara maupun pengusaha ya ngapain buang-buang waktu, buang-buang anggaran saja,” kata Meidy saat ditemui di Kompleks Parlemen, dikutip Kamis (23/1/2025).

Meidy menyebut, langkah APNI yang mengingkan Indonesia memiliki bursa berjangka nikel sendiri memang tidak mulus dan perlu waktu.