Bloomberg Technoz, Jakarta - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tonggak sejarah penting dalam mengembangkan implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan menjadi pelopor regional di wilayah Asia Tenggara. Dorongan investasi pada pusat data menjadi perhatian, dimana pemerintah menghitung bahwa nilai pasar industri pusat data di Indonesia bisa melonjak hingga sekitar Rp88 triliun di masa depan.
"Sebagai pelopor regional, Indonesia diharapkan menjadi pusat kekuatan pusat data regional. Kami memiliki beberapa wilayah, terutama di Jawa Barat Serta di luar Jawa, di Batam Untuk membuat zona ekonomi khusus untuk pusat data," kata Airlangga dalam acara AI FORWARD: Alibaba Cloud Developer Summit 2025 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Lebih lanjut, Indonesia disebut menunjukkan potensi besar untuk menjadi pusat kekuatan data regional. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Menko Airlangga, nilai pasar industri pusat data di Indonesia diproyeksikan mencapai US$5,4 miliar atau sekitar Rp88,21 triliun pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,5% untuk periode 2024–2030.
Oleh karenanya, pengembangan pusat data di Indonesia membutuhkan investasi signifikan, terutama untuk mendukung kebutuhan teknologi berbasis AI. Sehingga, Airlangga menekankan bahwa pembangunan pusat data AI harus memenuhi beberapa kebutuhan penting, seperti penggunaan energi hijau, penyediaan lahan yang luas, sistem pendingin yang efisien, dan pengolahan air yang memadai.
Adapun berdasarkan Data Map Center yang dipaparkan, Indonesia saat ini memiliki 141 pusat data yang tersebar di berbagai wilayah. Tiga pusat data di antaranya dimiliki oleh Alibaba Cloud. Selain itu, terdapat satu scrubbing center untuk mendukung keamanan data.
Airlangga menambahkan bahwa sekitar 47 juta profesional digital akan dibutuhkan di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa tahun ke depan. Untuk mendukung kebutuhan ini, Indonesia telah mempersiapkan berbagai program pelatihan dan sertifikasi, termasuk beasiswa AI.
Salah satu inisiatif penting adalah program TechX, hasil kerja sama antara Indonesia dan Singapura. Program ini memberikan kesempatan bagi para profesional muda Indonesia untuk bekerja di perusahaan Singapura selama satu tahun.
"[Program TechX] jadi siapa pun yang ingin bekerja di Singapura, di perusahaan Singapura untuk jangka waktu satu tahun, Anda dapat mendaftar dan pemerintah Indonesia serta pemerintah Singapura Mendukung program pertukaran ini,"
Dengan ambisi bersama antara Indonesia dan Singapura, kawasan Asia Tenggara diharapkan mampu menjadi pusat digital utama, yang mengintegrasikan pengembangan pusat data dan kecerdasan buatan sebagai pilar utama transformasi digital.
(wep)