Lebih lanjut, Meta mengatakan memang prevalensi atau angka kejadian anemia pada remaja perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Biasanya disebabkan karena ada beberapa hal.
Yang pertama, kurangnya pengetahuan akan makanan sehat dan kurang kepedulian kelompok remaja dan orang di sekitarnya akan anemia.
"Anemia ini adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah fungsional atau kadar HB. Dan sebetulnya memang bukan hanya remaja perempuan, tapi remaja yang laki-laki juga beresiko nih kena anemia," katanya.
Yang kedua, menurut dokter Meta tentunya karena kurang asupan zat besi, kurang asupan protein hewani yang akhirnya seseorang bisa menderita anemia.
Dokter Meta juga menyebutkan bahwa remaja perempuan biasanya sudah mulai paham dengan citra tubuh baik untuk penampilan.
"Apalagi kalau sukanya artis-artis K-pop. Itu badannya tipis-tipis, jadi diet gitu ya," ujarnya.
"Tapi seringkali juga dietnya ini tidak diatur dengan benar. Nggak mau makan nasi, nggak mau makan lauknya, nggak mau makan yang macam-macam deh, tapi maunya minum boba, contohnya demikian."
Padahal sebetulnya, menurut dokter Meta contoh minuman seperti boba atau teh merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
"Sudahlah asupan zat besinya kurang, dihambat pula. Karena itu tadi, sudah ada kesadaran untuk diet. Selain itu jangan lupa, remaja perempuan itu juga sudah menstruasi. Jadi memang perlu adanya edukasi terkait ini,"katanya.
Selain boba, Dokter Meta juga menyebutkan minum-minuman yang dapat menghambat zat besi, salah satunya kopi.
"Padahal lagi-lagi, kopi juga mengandung kafein yang dapat menghambat penyerapan zat besi,"katanya.
Pencegahan yang dilakukan agar seseorang terhindar dari anemia yang pertama, meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan anemia.
"Bagaimana sumber protein hewani masih tetap penting untuk dikonsumsi, karena mengandung sumber zat besi yang heme, ayam, telur, ikan, daging, ini juga sangat penting ya untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin,"ujarnya.
"Mengkonsumsi makanan atau minuman yang bisa meningkatkan penyerapan zat besi, buah, sayur, ini juga perlu.
Kemudian, dokter Meta mengatakan bahwasannya sekolah sudah memiliki program tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri untuk mencegah anemia.
"Ada program untuk tablet tambah darah ya, pembagian TTD untuk remaja putri, ini juga perlu untuk diperhatikan,"ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Karawang telah melakukan skrining terhadap 33.106 remaja putri. Tingkat level anemia pun berbeda. Ada 346 orang mengalami anemia berat, 3.268 anemia sedang, dan 5.247 anemia ringan.
(dec/spt)