Logo Bloomberg Technoz

Misal, saham UNVR yang saat ini ada di kisaran Rp1.760/saham. Dengan harga ini, market cap UNVR secara keseluruhan sebesar Rp67,39 triliun.

Dengan free float sebesar 15%, maka market cap saham UNVR berdasarkan free float sebesar US$624 juta.

Jika harga terus berada di bawah Rp2.220/saham, kemungkinan besar saham UNVR akan terdepak dari Indeks MSCI.

Itu berdasarkan perkiraan ambang batas minimal market cap Indeks MSCI saat cutoff.

"Kami memproyeksikan market cap saat cutoff diprediksi naik menjadi US$1,52 miliar karena MSCI World Index naik 2% dalam tiga bulan terakhir," ujar Nicholas, dikutip Selasa (21/1/2025).

Cutoff merupakan tanggal terakhir perhitungan market cap sebagai salah satu syarat menjadi konstituen dalam rebalancing Indeks MSCI. 

Tanggal cutoff  berakhir sembilan hari sebelum setiap akhir Februari, Mei, Agustus dan November, yang merupakan bulan-bulan dimulainya rebalancing Indeks MSCI.

Indeks MSCI menjadi salah satu indeks acuan fund manager global. Artinya, jika terdepak dari indeks ini, saham tersebut besar kemungkinannya untuk kehilangan aliran dana asing.

"Kami memperkirakan sekitar Rp842,4 miliar dana asing keluar dari saham UNVR jika terdepak dari MSCI Indonesia Standard Index, yang mana ini setara dengan rata-rata 26 hari volume perdagangan harian atau average daily trading volume (ADTV)," jelas Nicholas.

Untuk saham INKP, diperdagangkan pada kisaran Rp6.500/saham-Rp6.800/saham. Market cap sekitar US$2,22 miliar. Dengan free float sebesar 40%, maka market cap saham INKP berdasarkan free float sekitar US$880 juta.

Jika saham INKP terus berada di bawah Rp7.450/saham, maka peluangnya juga besar untuk terdepak dari konstituen Indeks MSCI.

Jika terdepak, menurut Nicholas, dana asing senilai US$74 juta akan keluar dari saham INKP. Ini setara dengan 26 hari ADTV.

Kemudian, saham MDKA. Market cap saat ini sekitar US$2,27 miliar. Dengan free float sebesar 40%, maka market cap berdasarkan free float saham MDKA US$908 juta.

"Konsekuensinya, jika harga terus berada di bawah Rp1.600/saham, maka saham MDKA berpeluang besar keluar dari Indeks MSCI," kata Nicholas.

"Kami memperkirakan dana asing senilai US$75,6 juta akan keluar dari saham INKP, setara dengan 12 hari ADTV."

BRMS, BREN dan CUAN

Sebaliknya, potensi masuknya BREN, CUAN dan BRMS ke Indeks MSCI semakin kuat jika harga saham ketiganya mampu bertahan di level tertentu.

BREN belakangan ditransaksikan dalam kisaran Rp9.000/saham hingga Rp10.000/saham. Market cap BREN secara keseluruhan di kisaran Rp1.300 triliun atau setara sekitar US$85 miliar.

"Dengan free float saham BREN terakhir 3%, maka nilai market cap berdasarkan free float sekitar US$2,56 miliar," ujar Nicholas.

"Karena free float saham BREN di bawah 15%, maka market cap berdasarkan free float untuk masuk MSCI adalah 1,8 kali dari batas normal, sehingga nilainya menjadi US$2,74 miliar. Oleh karena itu, harga saham BREN harus di atas Rp11.100/saham untuk dapat dipertimbangkan dalam MSCI Indonesia Standard Index."

Sementara, saham CUAN saat ini ada di kisaran Rp14.000/saham. Dengan free float sebesar 15%, maka saham CUAN perlu bertahan di atas kisaran Rp14.700/saham untuk masuk MSCI.

Kemudian, Saham BRMS saat ini diperdagangkan di kisaran Rp400/saham dengan market cap keseluruhan sekitar Rp60,75 triliun.

Lalu, market cap berdasarkan free float saham BRMS yang sebesar 35%, maka market cap senilai Rp21,22 triliun atau setara sekitar Rp1,31 miliar.

"Oleh karena itu, harga saham BRMS perlu bertahan di atas Rp485/saham untuk bisa dipertimbangkan masuk menjadi konstituen MSCI Indonesia Standard Index," jelas Nicholas.

(red)

No more pages