Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan tersebut belum sepenuhnya tecermin dalam biaya LNG yang biasanya lebih mahal, tetapi sangat diandalkan oleh negara-negara di Asia termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Efek ke RI

Berhentinya aliran gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina, yang memicu anomali harga LNG awal tahun ini, dinilai bakal berdampak terhadap investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menjelaskan tahun ini perusahaan migas raksasa dunia—khususnya dari Amerika Serikat (AS) — sedang berpacu untuk mengebut produksi sebesar-besarnya.

“Termasuk untuk LNG. Di Amerika juga [presiden terpilih] Donald Trump mendorong untuk produksi migas sebesar-besarnya, tidak cuma minyak, tetapi LNG. Karena dia melihat peluang untuk menjual sebanyak-banyaknya ke Eropa, karena Eropa lagi diancam-ancam sama Trump. Kalau enggak beli dari AS, nanti kena sanksi, kena tarif impor,” terangnya.

Situasi tersebut membuat banyak investor migas global kelas kakap mengurungkan niatnya penanaman modalnya di sektor hulu gas untuk difokuskan ke negaranya masing-masing. Artinya, Indonesia tidak lagi dilirik untuk menjadi sasaran investasi LNG lantaran Eropa sedang membutuhkan pasokan domestik.

“Jadi Eropa bangun LNG plant, terminal, dan lain sebagainya. Begitu juga Amerika. Terus produksi Amerika akan digenjot. Produksi Eropa juga akan digenjot, khususnya di North Sea dan terutama di Norwegia. Jadi, investasi akan ditarik kembali untuk membangun sebesar-besarnya suplai LNG di Eropa.”

(mfd/wdh)

No more pages