Logo Bloomberg Technoz

Krisis perbankan AS menjadi kekhawatiran besar para pelaku pasar meski perkembangan terakhir menunjukkan satu per satu bank regional AS yang bermasalah itu sudah dibeli investor baru. Harga saham perbankan di Wall Street rontok besar-besaran pekan lalu dan menimbulkan kecemasan apakah krisis sektor penting itu masih belum menemui dasarnya?

Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, usai pengumuman bunga acuan Fed di kisaran 5%-5,25% pekan lalu menyebut, resolusi First Republic – yang diambil alih oleh JPMorgan Chase & Co. minggu lalu – sebagai “langkah penting untuk menarik garis batas” di bawah krisis, seperti dilansir oleh Bloomberg News.

Polemik Plafon Utang

Belum selesai mencerna seberapa dalam dasar krisis perbankan, pasar yang semula tidak terlalu mengindahkan isu debt ceiling, karena biasanya akan menemui titik temu di ujung dan default adalah mustahil, kali ini mulai menunjukkan kenaikan derajat kecemasan. 

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut potensi gagal bayar utang pada 1 Juni setelah pemerintah Joe Biden telah menyentuh batas atas pagu utang sebesar US$31,4 triliun pada Januari lalu.

Yang terburuk, gagal bayar akan membuat sistem keuangan global jatuh ke dalam jurang dan ekonomi AS mengalami penurunan yang dalam.

Perkembangan terbaru, Senator Partai Republik Bill Cassidy mengatakan bahwa ada kemungkinan kenaikan plafon utang jangka pendek untuk menghindari bencana gagal bayar utang Amerika.

Peningkatan moderat pada plafon utang atau penangguhan batasan secara sementara dapat menghindari gagal bayar dan mengulur waktu untuk mencapai kesepakatan yang bersifat jangka panjang

Biden akan bertemu pada Selasa (09/05/2023) ini dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy dan para pemimpin kongres untuk menyelesaikan kebuntuan 

DPR AS yang dipimpin Partai Republik pada akhir April mengesahkan undang-undang dengan suara tipis 217-215 yang akan menaikkan plafon utang sebesar US$1,5 triliun — cukup untuk mencegah gagal hingga 31 Maret 2024 — dengan catatan perlu ada US$4,8 triliun pemotongan anggaran.

Senat dari Partai Republik mengatakan bahwa kali ini mereka tidak akan menaikkan plafon utang tanpa pemotongan anggaran.

Amerika menanggung utang terbesar sejagat dengan nilai mencapai US$30,93 triliun untuk tahun fiskal 2022. Sekitar US$24,47 triliun berupa surat utang US Treasury yang dipegang oleh banyak negara-negara besar seperti Jepang dan China. 

Amerika tercatat memiliki utang dalam bentuk obligasi terbesar sejagat (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Jadi, risiko gagal bayar utang negara sebesar Amerika tentu saja bisa berdampak sistemik. 

Jepang tercatat memiliki US Treasury terbesar mencapai US$1.104,4 miliar. Lalu China memiliki US Treasury hingga US$859,4 miliar juga Inggris sebesar US$668,3 miliar, Belgia US$331,1 miliar dan negara-negara lain.

Risiko Resesi Amerika

Powell percaya diri menyebut Amerika berpeluang terhindar dari resesi tahun ini meski telah menghadapi 10 kali kenaikan bunga acuan. Amerika bisa mengupayakan pendaratan mulus dari periode inflasi tinggi sejak 2022 tanpa perlu membuat orang-orang kehilangan pekerjaan.

Dalam pandangan Powell, kekuatan pasar tenaga kerja yang menantang gravitasi sejauh ini -yang sekali lagi ditampilkan dalam data terbaru yang dirilis Jumat kemarin, memperlihatkan peningkatan besar-besaran bulan lalu - memuluskan jalan bagi Amerika untuk soft landing

Jumat pekan lalu, Amerika mengumumkan data terbaru pasar tenaga kerja yang masih ekspansif pada April. Terindikasi dari kenaikan angka non-farm payroll yang mencapai 253.000 pekerjaan melampaui Maret sebesar 165.000 pekerjaan dan perkiraan pelaku pasar.

Tingkat pengangguran AS juga menurun jadi 3,4% pada April lalu. Ditambah tingkat partisipasi kerja bertahan di kisaran 62,6%.

Dengan bayangan krisis perbankan yang berisiko memperlambat penyaluran kredit, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan melemah pada semester II-2023. Pada kuartal I-2023, Amerika tercatat hanya tumbuh 1,1%, melambat dari kuartal IV-2022 sebesar 2,6%. 

Pembacaan terbaru dari model probabilitas resesi Bloomberg Economics menunjukkan bahwa penurunan ekonomi AS yang dimulai pada bulan Juli hampir pasti. Resesi lebih mungkin terjadi. 

Resesi yang tidak terlalu dalam bahkan diperkirakan tidak akan cukup membawa inflasi kembali ke target. Jadi, Amerika lebih mungkin menghadapi stagflasi dengan ekonomi terkontraksi serta inflasi yang masih tinggi, itulah skenario paling mungkin terjadi.

(rui)

No more pages