Banyak negara telah mengembangkan ‘misil’ anti drone dalam jumlah besar serupa tanpa harus mengaktifkan rudal berbiaya amat mahal.
Pejabat Pentagon telah menyoroti operasi pertahanan militer AS di kawasan Timur Tengah melawan Houthi dan UAS Iran selama setahun terakhir sebagai indikator perlunya solusi yang lebih hemat biaya. Peristiwa lain dalam beberapa minggu terakhir telah meningkatkan kekhawatiran tentang drone misterius di dekat pangkalan militer.
Cara kerja RFDEW
The @BritishArmy has successfully trialed a new radio frequency directed energy weapon (RFDEW) capable of destroying swarms of drones.
— Ministry of Defence ?? (@DefenceHQ) December 23, 2024
RFDEWs can neutralise targets up to 1km away at an estimated cost of 10p per shot.
Read more ?https://t.co/CeH5dxLU5A pic.twitter.com/fW0mWaIlOn
RFDEW berbasis sinar laser diarahkan untuk mematikan unmanned aerial vehicles (UAVs) atau puluhan drone yang terbang dengan maksud menyerang. Berikutnya RFDEW mengaktifkan gelombang radio dan drone bisa dilumpuhkan.
“Senjata ini menggunakan gelombang frekuensi tinggi untuk mengganggu atau merusak komponen elektronik penting di dalam perangkat seperti drone, menyebabkannya tidak dapat bergerak atau jatuh dari langit,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam rilisnya.
Penamaan RFDEW juga karena senjata ini dapat menetralisir target dalam jarak 0,62 mil (1 km) dengan segera. Anti drone RFDEW punya tingkat otomatisasi yang canggih, sehingga dapat dioperasikan oleh satu orang saja.
RFDEW berbentuk portabel dan dapat dipasang pada kendaraan militer untuk meningkatkan mobilitas.
(prc/wep)

































