Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis menuduh Kejaksaan Agung memanfaatkan popularitas istrinya, Sandra Dewi demi pencitraan Korps Adhyaksa. Hal ini disampaikan saat dirinya membacakan nota pembelaan atau pledoi pada kasus dugaan korupsi tata kelola niaga pada kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk (TINS) 2015-2022.

"Istri saya, Sandra Dewi, sebagai pihak yang paling dimanfaatkan untuk pencitraan. Pada saat yang sama, juga paling dirugikan dalam kasus ini," ujar Harvey di Pengadilan Tipikor dikutip, Kamis (19/12/2024).

Menurut dia, istrinya sebagai publik figur mendapat banyak makian dan kehilangan nama baik usai bergulirnya kasus timah tersebut. Sandra pun disebut mulai kehilangan banyak pekerjaan karena turut diseret dalam sejumlah pemeriksaan di kejaksaan hingga pengadilan.

"Lalu, [Sandra Dewi] diparadekan untuk kepentingan pubilisitas kasus ini. Dia sebetulnya punya akses langsung bicara ke publik untuk melawan, tapi memilih untuk diam," ujar dia.

Harvey mengatakan, keluarganya sangat terdampak terhadap kasus Timah. Dia kehilangan waktu untuk mendampingi dua puteranya yang sedang menjalani masa pertumbuhan.

Pada pledoi ini, dia juga menyampaikan kepada Sandra Dewi dan anak-anaknya kalau tak pernah melakukan korupsi. Dia yakin tak pernah mengambil uang negara. Dalam kegiatan bisnis, dia pun mengklaim tak pernah melakukan tindak pidana suap dan gratifikasi.

"Apa pun yang orang katakan, tuliskan sekarang atau nanti; Tuhan, sejarah, dan waktu yang akan membuktikan," ujar Harvey.

Dia pun berharap pemerintah lebih baik berkonsentrasi untuk mengembangkan industri timah hingga mampu menjadi salah satu penentu harga timah global. Hal ini lebih penting, kata dia, ketimbang membiarkan jaksa meributkan tas dan perhiasan Sandra Dewi yang berasal dari endorsemen.

"Kepada masyarakat Indonesia, saya mohon izin klarifikasi, bahwa saya, keluarga saya, bahkan terdakwa lainnya, tidak pernah punya dan tidak pernah melihat apa lagi menikmati uang Rp300 triliun. Itu 10% dari APBN negara kita," kata Harvey.

(azr/frg)

No more pages