Logo Bloomberg Technoz

IEEFA: RI Perlu Tutup 4 PLTU Milik PLN demi Capai Target Prabowo

Mis Fransiska Dewi
17 December 2024 11:40

Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menyebut setidaknya ada empat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN yang yang berpotensi ditutup sebelum memensiunkan seluruh PLTU pada 2040.

Hal ini dilakukan dalam upaya mendukung komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk beralih dari pembangkit batu bara menuju pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam tempo 15 tahun.

Analis Keuangan Energi IEEFA Mutya Yustika berpendapat, sebagai langkah awal, pemerintah harus mengidentifikasi PLTU mana yang perlu diprioritaskan untuk dimatikan; apakah yang dimiliki secara pribadi oleh produsen listrik swasta/independent power producer (IPP) atau yang dimiliki secara publik oleh PLN, serta performa dari PLTU tersebut.

Menurut Mutya, penghentian operasi PLTU milik IPP membutuhkan negosiasi yang ekstensif.

Untuk itu, pemerintah lebih baik memprioritaskan pensiun dini PLTU milik PLN lantaran hanya akan membutuhkan penilaian internal oleh PLN dan pemerintah untuk menerbitkan kebijakan dan regulasi yang dibutuhkan terkait penghapusan aset yang ditutup.

PLTU Cirebon-1./Bloomberg-Muhammad Fadli