Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan HET Beras Bakal Permanen, Nasib Petani Dipertaruhkan

Pramesti Regita Cindy
23 May 2024 15:25

Pekerja merapihkan karung beras di agen beras kawasan Pasar Minggu, Rabu (22/5/2024). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan karung beras di agen beras kawasan Pasar Minggu, Rabu (22/5/2024). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Wacana untuk membuat kenaikan sementara harga eceran tertinggi (HET) beras premium selepas 31 Mei 2024 sebagai kebijakan permanen dinilai akan membahayakan kesejahteraan petani, apabila tidak diimbangi dengan kebijakan penaikan harga pokok pembelian (HPP) gabah. 

Ekonom Pertanian dari Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian mengatakan kebijakan HET beras sebenarnya lebih menguntungkan sisi pedagang besar alih-alih petani, yang justru tengah merasakan penurunan harga gabah secara signifikan.

"Akan sangat berbahaya jika HET beras naik, sementara harga pembelian gabah tidak dinaikkan, jadinya daya beli petani tergerus," kata Eliza saat dihubungi, dikutip Kamis (23/5/2024). 

"Jadi ketika HET beras terus naik, sedangkan HPP gabah tidak juga dinaikkan, ini membuat petani terbebani saat mereka membeli beras tambahan dengan harga beras yang tinggi," jelasnya.  

Ilustrasi Sawah (bulog.co.id)


Menurut ketetapan Badan Pangan Nasional (Bapanas) sejak April tahun in, HPP gabah kering panen (GKP) syang diterapkan bagi Perum Bulog (Persero) di tingkat petani adalah Rp6.000/kg atau naik dari sebelumnya Rp5.000/kg. Sementara itu, HPP gabah kering giling (GKG) di gudang Bulog yang sebelumnya Rp6.300/kg, naik menjadi Rp 7.400/kg.