Logo Bloomberg Technoz

Duit Kelas Menengah Terkuras Belanja Beras, Alarm Resesi Ekonomi?

Tim Riset Bloomberg Technoz
20 May 2024 15:20

Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Konsumsi kelas menengah di Indonesia semakin terbenam lonjakan pengeluaran kebutuhan primer seperti makanan, membuat ruang belanja untuk kebutuhan sekunder dan tersier seperti pakaian, sepatu sampai sepeda motor dan mobil semakin tersisih.

Inflasi harga pangan yang fantastis setahun terakhir, perlahan tapi pasti menggerogoti kemampuan belanja masyarakat Indonesia sehingga memicu fenomena 'mantab' alias makan tabungan di mana konsumen memakai simpanan uang mereka di bank untuk menutup pengeluaran hidup sehari-hari.

Di tengah pengetatan moneter yang diprediksi semakin panjang, terindikasi dari kenaikan BI rate menjadi 6,25% pada April lalu, juga inflasi harga pangan yang belum jinak, ada kekhawatiran perekonomian domestik semakin terseret lemah. Terlebih, sinyal resesi ekonomi belum sepenuhnya padam dalam konteks perekonomian global di tengah rezim suku bunga tinggi yang masih bertahan lebih lama, melonjakkan imbal hasil surat utang ketika permintaan minyak dunia melemah. 

Data terbaru yang dilansir oleh Mandiri Institute memperlihatkan, kondisi keuangan masyarakat kelas menengah di Indonesia, terutama kelas menengah bawah, semakin habis terkuras pengeluaran untuk kebutuhan primer seperti makanan dan minuman. 

Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Porsi belanja masyarakat Indonesia pada Mei, setelah puncak musim perayaan berlalu, ternyata masih tinggi layaknya di tengah Ramadan dan Lebaran. Pada Mei 2024, pengeluaran masyarakat untuk belanja di supermarket sebagai proxy aktivitas belanja makanan dan minuman, mencapai 26,1%. Jauh lebih tinggi bahkan dibanding musim Ramadan-Lebaran tahun lalu di kisaran 18,6%.