Logo Bloomberg Technoz

Beda Asumsi Makro 2025 & 2024: Yield SBN Bengkak, Lifting Loyo

Azura Yumna Ramadani Purnama
20 May 2024 13:25

Paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-25, Selasa (30/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Sultan Ibnu Affan)
Paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-25, Selasa (30/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Sultan Ibnu Affan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mewakili pemerintah menyerahkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2025 kepada DPR RI dalam Sidang Paripurna, Senin (20/5/2024).

Berdasarkan dokumen tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,1%-5,5%. Angka minimalnya lebih rendah dari target dalam anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2024 yang mematok ekonomi tumbuh di level 5,2%.

"Kami optimistis, dengan kerja keras dan komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi serta komitmen untuk melakukan terobosan kebijakan, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas yang pada tahun 2025, diperkirakan berada pada kisaran 5,1% - 5,5%," ujar Sri Mulyani, Senin (20/5/2024).

Sri Mulyani enggan menjelaskan penyebab target pertumbuhan ekonomi yang menurun. Dia hanya menjelaskan bahwa pembahasan KEM-PPKF yang disampaikan hari ini, termasuk target pertumbuhan ekonomi dan berbagai asumsi makro akan mendapat respons dari masing-masing fraksi di DPR. 

"Kemudian akan kami bahas di Banggar (Badan Anggaran), mengenai angka pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, nilai tukar, nanti kami bahas bersama, termasuk di dalamnya dengan Bappenas, Bank Indonesia, dan dari Banggar maupun Komisi XI DPR RI," papar Sri Mulyani.