Logo Bloomberg Technoz

Minat Asing Masuk Lagi ke Pasar Mungkin Terjegal Sinyal Prabowo

Tim Riset Bloomberg Technoz
16 May 2024 14:55

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepastian disinflasi yang berlanjut dalam perekonomian Amerika Serikat (AS) yang menaikkan ekspektasi atas penurunan bunga acuan Federal Reserve tahun ini, menjadi bahan bakar euforia beli di pasar global dan domestik pada hari ini, Kamis (16/5/2024).

Pasar saham dan obligasi domestik melesat terkerek aksi beli yang bergairah ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melampaui 1% di tengah penguatan rupiah yang telah meninggalkan zona lemah di Rp16.000/US$.

Pasar surat utang negara (SBN) juga terungkit aksi beli yang cukup masif di mana tingkat imbal hasil di semua tenor kompak turun, mengindikasikan kenaikan harga obligasi.

Namun, sentimen bullish dari pasar global itu mungkin akan tererosi oleh kekhawatiran para pemodal terhadap sinyal terbaru dari Presiden terpilih Prabowo Subianto tentang arah kebijakan fiskal ke depan. Belanja besar-besaran yang diniatkan presiden baru dikhawatirkan bisa membawa stabilitas fiskal goyah meski Prabowo menyatakan akan tetap menjaga defisit sesuai batas di 3% dari Produk Domestik Bruto.

Belanja besar-besaran yang hendak dilakukan Prabowo kelak sehingga ia optimistis pertumbuhan ekonomi bisa dikerek hingga 8% dalam 2-3 tahun masa pemerintahan, dinilai tidak realistis.