Logo Bloomberg Technoz

Minyak Kedelai Makin Kompetitif, CPO Andalan RI ‘Terbanting’

Pramesti Regita Cindy
16 May 2024 09:40

Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit. (Dok. Bloomberg)
Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit. (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) tidak menampik harga minyak nabati dunia, khususnya minyak kedelai atau soybean oil, makin kompetitif sehingga menggerus permintaan terhadap minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan tren pelemahan harga minyak kedelai turut menjadi tekanan bagi harga CPO. Minyak sawit yang bersifat substitusi minyak nabati lainnya mulai ditinggalkan konsumen, yang kini lebih memilih minyak kedelai nan murah.

"Memang harga soybean sangat kompetitif, biasanya selisih harga dengan minyak sawit sekitar US$200/ton atau di atas US$200/ton. Sekarang ini [selisih harganya] di bawah US$200/ton [atau] sekitar US$120/ton, jadi buyer akhirnya banyak memilih soybean oil," kata Eddy saat dihubungi, Kamis (16/5/2024).

Produksi minyak kelapa sawit./Bloomberg-Ferley Ospina


Harga CPO melesat pada perdagangan kemarin, setelah tertekan cukup dalam. Pada Rabu (15/5//2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Juli dibanderol MYR 3.854/ton, melonjak 1,02% dari hari sebelumnya.

Faktor technical rebound sepertinya menjadi pendorong kenaikan harga CPO. Dalam sebulan terakhir, harga masih turun 5,35% secara point to point.