Logo Bloomberg Technoz

Goldman: Defisit Tembaga Kian Nyata, Harga 2024 Bisa US$12 Ribu

Dovana Hasiana
07 May 2024 14:45

Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic
Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta – Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga mereka terhadap logam tembaga tahun ini menjadi US$12.000/ton, dipicu risiko yang makin nyata akan terjadinya kelangkaan pasokan komoditas tersebut. 

Outlook harga tembaga Goldman tersebut naik US$2.000 atau 20% dari estimasi awal senilai US$10.000/ton. Lembaga keuangan tersebut juga terus melihat tren penguatan harga tembaga rata-rata sebesar 50% pada 2025.

Goldman Sachs melandasi kenaikan outlook itu pada proyeksi kelangkaan pasokan tembaga yang mulai terjadi pada tahun ini. Segmen konsentrat tembaga dinilai bergerak ke dalam kondisi pasokan yang sangat ketat.

“Solusi pasokan tambang jangka pendek, satu-satunya cara untuk mempertahankan fungsi pasar konsentrat, adalah melalui penjatahan permintaan,” tulis laporan Goldman Sachs dalam laporannya sebagaimana dikutip melalui Forexlive, Selasa (7/5/2024). 

Pergerakan harga tembaga sampai dengan 7 Mei 2024./dok. Bloomberg


Meskipun pasar logam belum mencerminkan keterbatasan pasok di sisi hulu, Goldman Sachs berpendapat peningkatan ikatan antara pasokan mineral olahan dengan permintaan akhir yang sehat akan mengarah pada jalur defisit yang tidak dapat dihindari pada masa depan.