Logo Bloomberg Technoz

Surat Utang RI Kembali Diburu, Rupiah Tinggalkan Rp16.200-an/US$

Ruisa Khoiriyah
02 May 2024 15:15

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sentimen positif global bersumber dari sinyal terbaru Federal Reserve (The Fed) usai menggelar FOMC yang menepis potensi kenaikan bunga acuan ke depan, menyalakan kembali minta para investor dalam berburu surat utang terbitan pemerintah Indonesia.

Imbal hasil surat berharga negara (SBN) mayoritas tenor terpantau turun dalam perdagangan hari ini, Kamis (2/5/2024), mencerminkan adanya permintaan pembelian dari pelaku pasar. SBN tenor 10Y sudah turun dari 7,25% dan siang hari ini bergerak lebih rendah di 7,19%. Begitu juga tenor 5Y yang terseret turun ke 7,09%. 

Sejauh ini hanya tenor pendek di bawah 4Y yang masih beringsut naik di mana SBN 1Y masih di 7,24% dan 2Y di 7,07%.

Premi risiko investasi di Indonesia terpantau turun 3,15% ke 74,42. Level itu menjadi yang terendah setidaknya 11 April lalu. Premi credit default swap RI 5 tahun sempat menyentuh level tertinggi pada 19 April lalu 80,22 ketika rupiah terseret jatuh melampaui Rp16.200/US$.

Selisih imbal hasil Surat Utang RI (SUN/SBN) mendatar selama April (Bloomberg)

Rupiah bangkit

Animo yang kembali bangkit di pasar surat berharga negara itu membawa dampak positif pada nilai tukar rupiah. Selain diuntungkan karena dolar AS yang melemah, rupiah terungkit aksi beli di pasar surat utang meski pada saat yang sama indeks saham IHSG tergerus cukup dalam.