Logo Bloomberg Technoz

Imbal Hasil SUN 10Y Bersiap Naik ke 7,4%, Efek Kenaikan BI Rate

Tim Riset Bloomberg Technoz
25 April 2024 08:50

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan BI rate ke 6,25%, level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, menjadi 'gong' yang ditunggu para pelaku pasar surat utang. Selama beberapa pekan ini, para trader di pasar surat berharga negara sudah menghitung potensi kenaikan itu terlihat dari pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah tenor pendek.

Mengacu pada data Bloomberg, yield SUN 1Y misalnya, pada akhir Maret lalu masih di kisaran 6,25%. Namun, tekanan jual yang masif begitu pasar kembali dibuka pasca Idulfitri telah melesatkan imbal hasilnya hingga kini ada di 6,915%, naik 9,6 bps dalam sehari atau 61,6 bps sebulan terakhir. Tenor 5Y juga sudah merangsek naik ke level 7,00%, naik 50 bps sebulan ini.

"Yield SUN tenor pendek sudah merefleksikan kenaikan BI rate. Namun, imbal hasil tenor menengah dan panjang menurut pandangan kami belum menangkap situasi terakhir. Kami perkirakan, yield SUN 10Y bisa naik lebih tinggi ke 7,2%-7,4%," kata Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dalam catatannya pasca pengumuman BI rate, kemarin.

Imbal hasil SBN 10Y setelah BI rate diputus naik beringsut naik ke 7,04%, naik 41,2 bps dalam sebulan, sedangkan tenor 15Y kini di 7,08% mencerminkan kenaikan 24,1 bps dalam satu bulan terakhir.

Pemodal asing masih terus melepas surat utang RI. Pada perdagangan Selasa kemarin, sehari sebelum BI rate diumumkan, asing melepas sedikitnya Rp3,59 triliun SBN setelah pada awal pekan sudah menjual Rp2 triliun.