Logo Bloomberg Technoz

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjawab, nilai perdagangan Indonesia ke kawasan Timur Tengah sepanjang 2023 adalah US$ 19,2 miliar. Angka ini hanya sekitar 4% dari total perdagangan tahun lalu.

Nilai ekspor Indonesia ke Timur Tengah sepanjang 2023, sambung Amalia, adalah US$ 9,06 miliar atau hanya 3,5% dari total ekspor. Sementara impornya adalah US$ 10,13 miliar, atau 4,57% dari total impor.

"Dengan demikian, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Timur Tengah sebesar US$ 1,7 miliar," ujarnya.

Negara Timur Tengah yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, lanjut Amalia, adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman. 

Amalia pun memaparkan kondisi perdagangan Indonesia dengan 2 negara yang sedang bertikai, Iran dan Israel.  Sepanjang 2023, nilai ekspor Indonesia ke Iran tercatat US$ 195,13 juta atau hanya 2,15% dari total ekspor ke Timur Tengah.

Adapun impor dari Iran sepanjang tahun lalu adalah US$ 11,72 juta. Hanya 0,12% terhadap total impor dari Timur Tengah.

Komoditas utama yang diekspor ke Iran, demikian Amalia, adalah buah-buahan, kendaraan dan bagaiannya, serta produk kimia. Sedangkan barang yang diimpor dari Iran antara lain adalah buah-buahan, bahan bakar mineral, serta bahan kimia organik.

Amalia pun memaparkan perdagangan Indonesia dengan Israel. Meski Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Negeri Bintang Daud, tetapi perdagangan tetap berjalan.

Sepanjang 2023, nilai ekspor Indonesia ke Israel adalah US$ 165,77 juta atau hanya 1,83% dari total ekspor ke Timur Tengah. Sementara nilai impornya US$ 21,93 juta atau hanya 0,22% dari total impor dari kawasan tersebut.

"Dapat disimpulkan bahwa nilai perdagangan Indonesia dengna Iran-Isreael akan relatif minimal. Keduanya bukan mitra dagang utama di kawasan Timur Tengah," tegas Amalia.

(aji)

No more pages