Logo Bloomberg Technoz

Dunia Diramal Surplus Beras, Harga Bisa Mulai Turun 2025

Dovana Hasiana
12 April 2024 16:10

Segenggam beras./Bloomberg-Veejay Villafranca
Segenggam beras./Bloomberg-Veejay Villafranca

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rerata harga beras yang diperdagangkan di Chicago Board of Trade (CBOT) diproyeksikan bakal mengalami penurunan secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 3,9% menjadi US$15,85/cut-weight tonnage atau cwt pada 2025.  

Angka ini mengalami penurunan dari rerata harga beras yang diproyeksikan sebesar US$16,5/cwt pada 2024. 

Para periset BMI – lembaga riset Fitch Solutions, bagian dari Fitch Ratings – mengatakan penurunan terjadi karena kondisi surplus beras pada tahun 2024/2025.  

“Pada 2024—2025, kami memperkirakan bahwa sektor beras global akan kembali mengalami surplus setelah mengalami tiga kali defisit musiman berturut-turut antara 2021—2022 dan 2023—2024, yang memperkuat pandangan kami bahwa rata-rata harga CBOT yang terdaftar pada bulan kedua, beras kasar berjangka [rough rice futures] akan turun menjadi US$15,85/cwt pada 2025, turun sebesar 3,9% yoy,” tulis BMI dalam laporan terbaru, dikutip Jumat (12/4/2024). 

Ilustrasi angkut beras karung. (Dok: Bloomberg)

Dalam pandangan BMI, peningkatan produksi dan konsumsi dunia akan meningkat masing-masing sebesar 2,3% yoy menjadi 525 juta ton dan 0,1% yoy menjadi 520 juta ton. Dengan demikian, surplus sebesar 4,9 juta ton akan tercapai.