Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Melemah, BI Pastikan Selalu Berada di Pasar

Azura Yumna Ramadani Purnama
03 April 2024 16:32

Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)
Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum mampu bangkit dari tekanan sampai tengah hari ini, Rabu (3/4/2024). Beberapa mata uang negara berkembang di Asia juga masih tertekan, seperti Vietnam, dong yang melemah 0,43%. Sementara itu, rupiah masih menjadi mata uang Asia dengan pelemahan terdalam, yakni melemah 0,14%.

Merespon hal itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan akan selalu berada di pasar untuk terus mengawal dan memastikan keseimbangan suplai dan permintaan valas yang berada di pasar agar kepercayaan pelaku pasar masih terus terjaga.

“Poin penting adalah Saya melihat pelemahan Rupiah ini masih sejalan dengan pergerakan pelemahan mata uang Asia lainnya,” kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas BI Edi Susianto, saat dihubungi Bloomberg Technoz, Rabu (3/4/2024).

Lebih lanjut, Edi menjelaskan belakangan ini beberapa mata uang emerging market Asia mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), termasuk dengan rupiah. Ia menyebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah, sejalan dengan pelemahan beberapa mata uang Asia lainnya itu.

Pertama, dari sisi global terdapat sentimen penguatan dolar AS akibat menurunnya ekspektasi atas penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate). Selain itu, pelemahan yuan China juga mempengaruhi nilai tukar rupiah.