Logo Bloomberg Technoz

Petani Sawit Optimistis Palm Co Bakal Urai Isu Serapan TBS

Rezha Hadyan
21 March 2023 16:54

Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta — Pembentukan Palm Co dinilai menjadi momentum kebangkitan industri kelapa sawit milik negara yang selama ini kalah saing dari korporasi swasta. Tidak hanya itu, perusahaan diharapkan dapat mengurai isu serapan tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung menyebut holding BUMN perkebunan –PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) – sebenarnya adalah perusahaan besar yang “tertidur selama ini dan terlena” sehingga dalam berbagai kondisi, mereka tidak berdaya untuk mengurai permasalahan di industri kelapa sawit negara ini. 

“Contohnya pada kasus kelangkaan minyak goreng. Prakits PTPN ini tidak bisa berbuat apa-apa. Dia selama ini hanya senang bermain di level menjual CPO [crude palm oil]. Jadi dengan adanya Palm Co dari PTPN ini, kami berharap pengembagan bisnis kelapa sawit BUMN bisa fokus pada lini downstream [hilir]-nya,” ujar Gulat kepada Bloomberg Technoz, Selasa (21/3/2023). 

Melalui pemisahan dari PTPN III, Palm Co yang selama ini dikelola PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) diharapkan dapat menjadi penyuplai besar untuk berbagai industri turunan CPO, mulai dari oleokimia, obat-obatan, hingga biodiesel atau FAME. 

“Selama ini dilepas begitu saja, hanya perusahaan swasta yang bermain [di sektor hilir kelapa sawit] sehingga tidak ada kontrol begitu. Kalau dipikir-pikir, PTPN ini kan luasan lahannya 700.000s hektare  itu kan bisa ditigkatkan sampai 1,1 juta hektare dengan cara memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif,” lanjutnya.