Logo Bloomberg Technoz

HPP Tak Kompetitif, Bulog Diminta ‘Buyback’ Beras di Penggilingan

Rezha Hadyan
21 March 2023 13:30

Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta — Perum Bulog (Persero) disarankan untuk mengubah skema penyerapan produksi domestik, guna mengatasi isu kalah saing harga pembelian yang berujung pada kesulitan BUMN pangan itu dalam mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP).

Pakar pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonnesia (AEPI) Khudori berpendapat Bulog dapat melakukan penyerapan dengan metode "buyback" dari penggiligan besar. Dengan kata lain, Bulog membeli kembali barang yang sudah diambil oleh penggilingan dengan harga sesuai negosiasi.

“Ada baiknya, Bulog melakukan metode buyback dengan penggilingan-penggilingan besar dalam jumlah yang memadai. Jumlah komitmen buyback ini dikeluarkan atau digerakkan dari gudang jika diperlukan,” ujarnya saat dihubungi Bloomberg Technoz, Selasa (21/3/2023).

Kalau Bulog agresif masuk ke pasar dan bertarung dengan pelaku [usaha perberasan swasta] lain dalam memperebutkan gabah dan beras, hal itu hanya akan membuat harga makin tertarik ke atas alias naik.

Pakar pangan Asosiasi Ekonomi Politik Indonnesia (AEPI) Khudori

Saran tersebut dia utarakan dengan mempertimbangkan kesulitan Bulog dalam mengeksekusi mandat serapan lokal, padahal cadangan beras pemerintah (CBP) sudah berada di level kritis 230.000 ton alias jauh di bawah ambang aman 1,1 juta—1,5 juta ton. 

Penyerapan domestik yang dilakukan Bulog hanya mencapai 30.000 ton, sedangkan realisasi impor yang sudah disetor instansi tersebut sebanyak 485.000 ton. Di sisi lain, perseroan masih harus memenuhi mandat penyaluran bantuan sosial (bansos) sebanyak 210.000 per bulan.