Logo Bloomberg Technoz

Lima daerah asal pemudik terbanyak adalah Jawa Timur (21,2 juta orang/17,1%), Jawa Tengah (18,7 juta orang/15,1%), Jabodetabek (18,3 juta orang/14,8%), Jawa Barat (14,9 juta orang/12,1%), dan Sumatera Utara (4,4 juta orang/3,6%).

Sementara 5 daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah (32,75 juta orang/26,45%), Jawa Timur (24,6 juta orang/19,87%), Jawa Barat (20,72 juta orang/16,73%), Jabodetabek (8,07 juta orang/6,52%), dan Yogyakarta (5,9 juta orang/4,78%).

Moda transportasi yang dipilih mayoritas adalah jalur darat yaitu mobil pribadi (27,32 juta orang/22,07%), sepeda motor (25,13 juta orang/20,3%), bus (22,77 juta orang/18,39%), kereta api (14,47 juta orang/11,69%), dan mobil sewa (9,53 juta orang/7,7%).

Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, menyebut biasanya aktivitas ekonomi meningkat pada musim lebaran. 

“Lebaran 2023 berpotensi menyebabkan uang beredar bisa tumbuh 9% ke Rp 8.586 triliun,” ungkap Tirta kepada Bloomberg Technoz.

Uang Beredar dalam Arti Luas/M2 (Sumber: BI)

Dengan jumlah pemudik 123,8 juta orang dan mereka membelanjakan 50% dari Tunjangan Hari Raya (THR), lanjut Tirta, maka perputaran uang di daerah bisa mencapai Rp 93 triliun. Ini tentu akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi, mengingat konsumsi menyumbang lebih dari separuh ‘kue’ perekonomian nasional.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengantisipasi fenomena ini. Menurutnya, inflasi akan meningkat dari sekarang sampai lebaran, sebelum kembali ke target inflasi BI pada bulan September.  Ia juga optimis ekonomi akan tumbuh bias ke atas koridor estimasi BI sebesar 4,5%-5,3% tahun ini. 

David Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), menyebut tingginya permintaan harus diimbangi dengan pasokan yang memadai. Oleh karena itu, dia memperkirakan impor akan meningkat mengantisipasi lonjakan permintaan saat lebaran.

“Impor terkait migas akan naik karena pemerintah perlu menambah cadangan untuk keperluan mudik. Demikian pula untuk barang konsumsi, impor akan naik untuk antisipasi puasa-lebaran,” kata David kepada Bloomberg Technoz.

Oleh karena itu, David memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan menipis pada bulan-bulan ke depan. Bulan lalu, neraca perdagangan membukukan surplus US$ 5,48 miliar, tertinggi sejak Oktober 2022.

“Sulit berharap surplus seperti tahun lalu. Akan menipis. Current account (transaksi berjalan) kami perkirakan defisit 1% dari PDB (Produk Domestik Bruto),” lanjut David.

(aji/sor)

No more pages