Logo Bloomberg Technoz

Jepang Naikkan Bunga Acuan, Begini Dampaknya Bagi Indonesia

Ruisa Khoiriyah
19 March 2024 13:40

Pengunjung berpakaian kimono di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)
Pengunjung berpakaian kimono di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), akhirnya memutuskan mengakhiri rezim kebijakan bunga negatif dan menaikkan bunga acuan ke kisaran 0%-0,1%, pertama kali sejak 2007 silam.

Keputusan bersejarah itu mungkin akan membawa dampak pada aliran modal di pasar global meski mungkin tidak langsung dramatis mengingat keputusan BoJ hari ini dinilai masih cukup akomodatif dan bukan merupakan pernyataan hawkish nan kuat. 

Bagi Indonesia, dimulainya era baru bunga acuan Jepang itu juga bisa mempengaruhi keberadaan dana investor Negeri Sakura di pasar domestik maupun investasi perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia. Terutama bila ke depan inflasi Jepang bergerak lebih kuat dan membutuhkan pengetatan lebih lanjut oleh bank sentral. 

Ketika selama 17 tahun tidak menaikkan bunga bahkan sejak 2016 lalu menetapkan bunga negatif, para pemodal di Jepang lebih banyak yang menempatkan dana mereka di instrumen offshore di luar negeri yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. 

Data Bloomberg mencatat, perputaran dana investor Jepang di luar negeri mencapai US$4,43 triliun, setara dengan Rp69.582 triliun. Sementara dalam dua bulan pertama tahun ini, investor Jepang telah membeli surat utang offshore sekurangnya senilai ¥3,5 triliun, setelah meraup ¥18,9 triliun pada tahun 2023, keuntungan terbesar dalam tiga tahun terakhir.