Logo Bloomberg Technoz

China Dilanda Flu Babi Afrika, Dampak Ekonomi Membayangi

News
17 March 2023 15:40
Ilustrasi pedagang daging babi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pedagang daging babi (Sumber: Bloomberg)

Hallie Gu - Bloomberg News

Bloomberg, China tengah berjuang melawan bangkitnya virus demam babi Afrika di negara tersebut, penyakit mematikan yang sebelumnya memusnahkan hampir setengah dari babi di negara itu.

Virus ini berpotensi mendorong harga babi, daging yang paling populer di negara itu.

Wabah ini telah dilaporkan di berbagai bagian di China selama musim dingin. Penyakit ini sangat menular dan dapat mengakibatkan kerugian besar pada populasi babi dengan konsekuensi ekonomi yang drastis. Rabobank Group memperkirakan gelombang terbaru akan mengurangi kapasitas produksi dan mendongkrak harga daging babi di kuartal kedua.

Wabah itu cukup parah pada Januari dan Februari, terutama di daerah utara, dan beberapa daerah lainnya juga masih berjuang melawan penyakit itu, kata Pan Chenjun, analis senior di Rabobank. Dia memperkirakan bahwa gelombang terbaru virus ini telah mempengaruhi 10% dari peternak babi nasional yang akan menyebabkan harga lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Sumber: Blooberg

Demam babi Afrika ini dapat berdampak pada ekonomi. Wabah ini pada 2018-2019 menghancurkan kawanan babi China, menyebabkan harga meroket dan memaksa banyak peternakan kecil gulung tikar. Lonjakan tersebut memicu inflasi karena daging babi merupakan elemen kunci dalam indeks harga konsumen China.

Data resmi tentang demam babi Afrika sulit didapat di China karena dugaan wabah biasanya tidak dilaporkan. Diperkirakan 8% hingga 15% dari produksi dapat hilang karena wabah saat ini.

Penyakit pada babi, termasuk demam babi Afrika, biasanya muncul di musim dingin. Tahun ini, wabah tampaknya lebih buruk dari biasanya, yang mungkin disebabkan oleh manajemen peternakan babi yang lemah setelah China tiba-tiba mengakhiri kebijakan ketat Covid Zero akhir tahun lalu, yang menyebabkan kekurangan pekerja. Pergerakan orang dan barang yang besar mungkin mendorong penyebaran virus babi.

Untuk saat ini, harga babi melemah karena spekulasi bahwa para petani memburu babi mereka untuk disembelih karena kekhawatiran akan penyebaran penyakit tersebut. Sementara itu, harga anak babi telah melonjak sekitar 20% sepanjang tahun ini karena pasokan yang semakin ketat.

Demam babi Afrika bukanlah ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. Namun, virus ini dapat bertahan hidup di pakaian, sepatu bot, roda, dan bahan lainnya. Virus ini juga dapat bertahan dalam produk daging babi seperti ham, sosis atau bacon. Saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk melawan penyakit ini.

(bbn)