Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada perdagangan Senin (11/3/2024) waktu Amerika Serikat (AS), Bitcoin sempat mencapai titik tertinggi pada US$72.880 (sekitar Rp1,13 miliar). Trader tengah dalam posisi percaya diri bahwa industri kripto dalam fase bullish.
Vetle Lunde, analis senior di K33 Research mengatakan bahwa pelaku pasar tengah dalam posisi risk-on. Semua katalis penggerak harga menunjukkan level kenaikan. Tren ini masih akan berlanjut sejak minggu lalu.
Katalis terbaru adalah Bursa Efek London (London Stock Exchange/LSE) mengkonfirmasi akan menerima aplikasi untuk menerima Bitcoin dan Ether yang diperdagangkan di bursa. Kemudian regulator sekuritas Thailand mengatakan investor ritel akan diizinkan untuk membeli ETF kripto di luar negeri.
“Dengan pencapaian tertinggi baru yang dibuat dan tanda-tanda dukungan institusional yang berkelanjutan yang ditunjukkan oleh berita LSE, beberapa orang mungkin melihat breakout itu sebagai peluang sempurna untuk mendapatkan BTC lebih lama lagi,” kata Chris Newhouse, analis DeFi di Cumberland Labs, dikutip dari Bloomberg News.
Kenaikan harga Bitcoin sempat terkoreksi secara terbatas dan hingga pukul 10:55 waktu Indonesia, Selasa (12/3/2024) di posisi US$71.634 atau minus 0,8% dibandingkan satu jam terakhir.

Aset digital paling berharga saat itu tetap dalam tren kenaikan 4,4% dalam pergerakan harian, serta 4,9% lebih baik dibandingkan sepekan terakhir.
Keuntungan hampir 70% Bitcoin sepanjang tahun diikuti oleh altcoin atau token lebih kecil seperti Ether (kenaikan 11,3% ), Solana (kenaikan 17,5%), dan Avalanche (kenaikan 16%). Keuntungan kripto terjadi bahkan ketika ekuitas bervariasi menjelang laporan utama inflasi AS, dilaporkan Bloomberg News.
Posis risk-on para pelaku pasar tercermin dari arus dana bersih telah masuk hampir US$10 miliar ke sejumlah produk ETF Spot Bitcoin dalam dua bulan di AS. Pasca dorongan ETF Spot, akan muncul “halving”, yang paling dinantikan pada bulan April mendatang—ketika pertumbuhan pasokan Bitcoin akan berkurang setengahnya.
Baca: Definisi dan Pengertian Halving Bitcoin
Secara teknikal memperlihatkan meningkatnya arus minat investor institusi dan ritel. Open interest di pasar Bitcoin futures di Chicago (Chicago-based CME Group’s) mengalami lonjakan 44% dari posisi terendahnya tahun ini. , sementara rebound pada apa yang disebut tingkat pendanaan menandakan bahwa para pedagang semakin bersedia membayar premi untuk membuka posisi long leverage dalam Bitcoin.

“Perps (perpetual futures) telah diperdagangkan dengan premi di atas US$80 sejak penembusan BTC pada pukul 07:00 (UTC), premi melonjak ke arah US$350 di tengah penembusan awal BTC seiring dengan meningkatnya minat terbuka,” kata Lunde.
MicroStrategy Inc, perusahaan perangkat software yang telah menjadikan pembelian Bitcoin sebagai bagian dari strategi, mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menghabiskan US$822 juta untuk membeli lebih banyak token dari 26 Februari hingga 10 Maret.
Pada awal Maret Bitcoin masih diselimuti faktor ketidakpastikan, termasuk gejolak pasar saham China, dengan indeks CSI 1000 yang mengalami penurunan mengejutkan sebesar 8% dalam satu hari. Kala itu Bitcoin bereaksi dengan lonjakan yang mencolok, menyentuh level tertinggi lokal di US$43.515.
Reaksi spontan itu makin tak terbendung pada minggu kedua bulan Maret. Hal yang menjadikan lonjakan pada periode Februari berlanjut, sekaligus merupakan bukti dari hubungan volatilitas mata uang kripto dengan indikator ekonomi global.
- Dengan asistensi Elijah Nicholson-Messmer dan Sidhartha Shukla.
(wep)