Logo Bloomberg Technoz

Beijing menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 5%. Ini merupakan sebuah target yang dapat menambah tekanan pada para pemimpin tertinggi untuk melepaskan lebih banyak stimulus, karena pemerintah berusaha meningkatkan kepercayaan dalam perekonomian yang terhambat oleh penurunan properti yang berkepanjangan dan deflasi yang mengakar.

Bahkan dengan hanya pertumbuhan 1% dalam permintaan minyak mentah, sumber energi baru lain akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sebesar 5%, kata Lu.

Ilustrasi harga minyak dunia. (Dok: Bloomberg)

Ketergantungan China pada impor - lebih dari 70% dari bahan baku minyak mentah dan 40% gas alam berasal dari luar negeri - menjadi perhatian bagi para pembuat kebijakan. Itu berarti China "sensitif tetapi tidak rentan," kata Lu Ruquan, merujuk pada produksi minyak dan gas dalam negeri, serta saluran impor yang beragam sebagai faktor pengurang risiko.

Negara ini menginginkan revolusi minyak serpih ala AS untuk membantunya mencapai keamanan energi. Lu mengatakan, pada tahun 2035, produksi minyak serpih China akan meningkat menjadi 10 juta ton per tahun. Negara ini memproduksi 4 juta ton minyak serpih pada 2023. Mencapai target tersebut terlihat ambisius, mengingat banyaknya jumlah air yang dibutuhkan.

Di pasar minyak mentah global, Lu mengatakan risiko geopolitik saat ini termasuk konflik di Ukraina dan Timur Tengah belum berdampak besar pada harga. Sektor energi telah bergeser dari pasar penjual menjadi pasar pembeli, mengingat transisi energi dan produksi minyak serpih AS. Dengan latar belakang itu, Lu Ruquan menambahkan, produsen dari Rusia hingga Arab Saudi akan bergegas menjual lebih banyak minyak.

(bbn)

No more pages