Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Bangkit, Jadi yang Terkuat di Asia

Tim Riset Bloomberg Technoz
06 March 2024 14:55

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berhasil membalik arah setelah pasar keuangan domestik tertekan aksi jual, jelang penantian pelaku pasar global atas testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres Amerika Serikat nanti malam.

Rupiah memimpin penguatan mata uang Asia hari ini, bersama baht Thailand dengan merangsek naik 0,4% ke posisi Rp15.703/US$, level terkuat sejak 7 Februari lalu. Sejak pembukaan pasar tadi pagi, rupiah langsung tancap gas disusul oleh penguatan mata uang Asia lain seperti peso Filipina (0,17%), dolar Singapura (0,14%), ringgit Malaysia (0,11%) juga yuan China. 

Para pelaku pasar sepertinya berbalik arah kembali memborong surat utang RI hari ini setelah mencetak posisi jual bersih beberapa hari sebelumnya. Sampai siang hari ini, pasar surat utang menghijau terindikasi dari melandainya tingkat imbal hasil baik INDOGB maupun INDON di semua tenor.

Yield INDOGB tenor pendek 2Y turun 6,5 bps ke posisi 6,20%, sementara tenor 10Y juga turun 1,2 bps ke posisi 6,628%%. Indeks Bloomberg yang mengukur harga surat utang negara RI tercatat naik 8,3% tahun lalu ketika Indeks Harga Saham Gabungan naik 6,9% pada periode yang sama.

Sementara INDON, surat utang RI berdenominasi dolar AS juga mencatat penurunan imbal hasil, terutama tenor panjang 10Y dan 30Y yang turun 1,6 bps dan 1,3 bps.