Logo Bloomberg Technoz

Bunga The Fed Baru Turun Kuartal Tiga, Rupiah Bisa Kian Terseret

Tim Riset Bloomberg Technoz
05 March 2024 07:40

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah spot dalam perdagangan hari ini, Selasa (5/3/2024), sepertinya masih akan melanjutkan pelemahan lebih dalam tertekan sentimen global yang semakin memupus ekspektasi penurunan bunga Federal Reserve (The Fed).

Pernyataan Gubernur The Fed Atlanta Raphael Bostic mendorong pasar berhitung lagi tentang kapan persis The Fed akan memulai penurunan bunga.

Bostic menyatakan, dia memperkirakan penurunan Fed fund rate pertama kali akan terjadi pada kuartal tiga tahun ini di mana hal itu akan diikuti oleh jeda penurunan karena bank sentral butuh untuk melihat dulu sejauh mana perubahan kebijakan moneter itu akan mempengaruhi perekonomian.

Pernyataan hawkish ini memang tidak langsung melambungkan pamor dolar Amerika Serikat (AS). Namun, imbal hasil Treasury bergerak naik di kisaran tipis, sedangkan harga saham jatuh. Para trader di pasar swap juga mengikis probabilitas penurunan bunga pada Juni nanti menjadi 52,7% dari tadinya 56,8%.

Lanskap ini akan membebani pamor aset emerging market, termasuk rupiah, yang dalam perdagangan kemarin sudah tergerus di kala mayoritas mata uang Asia masih mampu menguat melawan dolar AS. Sinyal tekanan rupiah yang masih akan berlanjut hari ini terlihat di pasar forward. Kontrak NDF 1 bulan untuk rupiah tadi malam ditutup melemah 0,3% ke posisi Rp15.769/US$.