Logo Bloomberg Technoz

Inflasi Februari Bakal Tinggi, Rupiah Bisa Kian Terpuruk Hari Ini

Tim Riset Bloomberg Technoz
01 March 2024 08:20

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah bersiap menutup pekan dengan melanjutkan pelemahan tertekan keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) yang kian tak terjeda pasca rilis data inflasi PCE semalam.

Rupiah hari ini juga menanti data inflasi Februari yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini di mana inflasi Februari diprediksi melesat akibat lonjakan harga pangan.

Konsensus yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,24%. Lebih tinggi dibandingkan Januari yang hanya sebesar 0,04%.

Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Februari diperkirakan ada di 2,6%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan Januari yang sebesar 2,57%. Harga kebutuhan pokok ditengarai menjadi penyebab percepatan laju inflasi terutama beras.

Rupiah spot dalam perdagangan hari ini, Jumat (1/3/2024), diperkirakan akan bergerak semakin lemah setelah sehari sebelumnya terperosok di Rp15.715/US$. Indeks dolar AS semalam ditutup menguat di 104,15, tertinggi dua pekan terakhir setelah data inflasi PCE Amerika dilaporkan naik di kisaran sesuai prediksi pasar.

Artikel Terkait