Logo Bloomberg Technoz

Pasar Keuangan Indonesia Bersiap Hadapi Tekanan Sentimen Global

Tim Riset Bloomberg Technoz
29 February 2024 08:55

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan domestik sulit keluar dari tekanan sentimen global di tengah pembacaan atas berbagai data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang keluar semalam dan Kamis malam nanti (29/2/2024).

Wall Street kemarin bergolak dengan semua indeks saham ditutup di zona merah terutama indeks saham-saham teknologi Nasdaq yang tergerus hingga 0,55%, sementara S&P 500 ditutup melemah 0,17%.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan the greenback dibandingkan enam mata uang dunia, juga merangsek semakin kuat, sempat menyentuh 104. Sementara harga surat utang AS, Tresury, sempat mencetak reli dengan penurunan yield UST-10Y hingga 4 bps dan UST-2Y turun 6 bps.

"Ini merupakan tactical buying jelang rilis data inflasi PCE yang diprediksi mengalami reakselerasi pada Januari dengan laju inflasi inti bulanan sebesar 0,4% secara bulanan. Tindakan ini dilakukan seiring dengan kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed menjadi -3.51X25 bps dari sebelumnya -3.26X25 bps. Kenaikan tersebut menunjukkan spekulasi pasar terhadap kemungkinan rilis data inflasi inti PCE yang lebih rendah dari konsensus," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, Kamis (29/2/2024).

Pelaku pasar belum sepenuhnya lega karena data lebih penting baru akan dilansir nanti malam. Data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi acuan utama The Fed, bank sentral AS, dalam meramu kebijakan moneter, akan dirilis malam nanti disambung publikasi data pendapatan dan konsumsi pribadi.