Logo Bloomberg Technoz

Saat investor menjadi tempat aman, harga emas berbalik dari awalnya melemah menjadi naik. Nilai tukar mata uang dolar AS pun terapresiasi terhadap mata uang negara-negara maju, kecuali yen Jepang. Namun tidak semua aset aman menguat, karena franc Swiss terdepresiasi lebih dari 2% di hadapan greenback.

Imbal hasl (yield) obligasi turun karena pelaku pasar mulai berpikir ulang soal arah suku bunga. Bahkan pasar kembali memperhitungkan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa menurunkan suku bunga acuan tahun ini.

Pasar swap memperkirakan suku bunga acuan AS bisa turun lebih dari 100 basis poin (bps) pada akhir tahun. Pasar juga menurunkan perkiraan pengetatan moneter tambahan di Inggris dan Uni Eropa,

Bank-bank yang berbisnis dengan Credit Suisse mulai melindungi keuangan mereka, membeli kontrak instrumen yang bisa memberikan kompensasi jika masalah semakin dalam. Begitu tingginya permintaan sehingga kontrak Credit Default Swap (CDS) sampai-sampai membuat Credit Suisse terlihat benar-benar dalam masalah keuangan yang parah.

Ekonom Nouriel Roubini, yang dikenal sebagai Dr Doom, mengatakan bahwa Credit Suisee “terlalu besar untuk diselamatkan”. Larry Fink dari BlackRock Inc menyebut krisis sektor perbankan bisa saja makin parah. Sementara Ray Dalio dari Bridgewater Associates menyebut kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) adalah “awal dari marabahaya”.

“Apakah domino mulai jatuh? Masih terlalu awal untuk mengetahui seberapa luas kerusakannya,” sebut Fink.

Dengan guncangan di sektor perbankan, Chief Investment Officer of Fixed Income di JPMorgan Asset Management Bob Michele memperingatkan risiko hard landing. Dia memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan dalam rapat pekan depan. Resesi “tidak bisa dihindari” dan strategi investasi terbaik adalah di obligasi berkualitas tinggi.

Michele memperkirakan yield curve obligasi pemerintah AS akan turun hingga ke 3% pada Agustus. Saat ini yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ada di dekat 3,5%.

Lisa Shalett dari Morgan Stanley Wealth menyebut sebaiknya investor menahan diri untuk membeli saham yang bearish. Terutama karena kejatuhan 3 bank di AS yang bisa menjadi awal dari krisis seperti yang terjadi pada 2008.

Shalett mengatakan kolapsnya sejumlah bank regional sebagian besar disebabkan oleh manajemen risiko yang lemah ketika The Fed secara agresif mengetatkan kebijakan moneter. Saat kemungkinan akan lebih banyak bank yang gugur, Shalett memperkirakan adanya ancaman terhadap industri keuangan dan perekonomian secara luas.

“Ingat, pada saat krisis keuangan besar banyak yang terkait risiko kredit cross-counterparty. Ini memang bukan dampak yang langsung,” kata Shalett kepada Bloomberg Television.

Apapun pandangan investor, sepertinya mereka sepakat dengan satu hal. Volatilitas akan kembali mendominasi pasar keuangan dengan banyaknya ketidakpastian.

“Emosi investor tetap akan tinggi. Likuiditas yang mengetat seakan menyiram bensin. Pasar akan tetap dalam tekanan sampai keyakinan kembali,” kata Mark Hackett, Chief Investment Research di Nationwide.

(bbn)

No more pages