Logo Bloomberg Technoz

Beras Mahal & Langka di Ritel, Revisi HET Solusi atau Distorsi?

Wike Dita Herlinda
09 February 2024 18:30

Pekerja membawa karung beras di Jakarta. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pekerja membawa karung beras di Jakarta. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kuat dugaan, isu kelangkaan beras di sejumlah gerai ritel modern Jabodetabek akhir-akhir ini dipicu oleh makin mahalnya harga gabah yang berujung pada pembengkakan ongkos produksi beras. Walhasil, pedagang besar pun menahan stok lantaran tak mau merugi akibat ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang terlalu rendah.

Akan tetapi, benarkah sekadar menaikkan HET bisa menjadi solusi isu mahalnya harga beras dan gangguan pasokan ke pengecer? Atau, jangan-jangan utak-atik kebijakan harga acuan justru berisiko memperparah situasi?

Kemungkinan revisi HET beras pada awalnya digaungkan oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di sela  Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024, akhir Januari.

Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian, Edy Priyono mengatakan terdapat potensi adanya struktur biaya yang sudah berubah sehingga diperlukan penyesuaian HET.

“Kita semua di pusat; Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pusat Statistik harus duduk bersama-sama. Jangan-jangan memang sudah ada harga baru, struktur biaya sudah berubah. Kalau iya, mungkin ada tinjauan bagaimana HET, apakah masih dipertahankan?” ujar Edy.