Logo Bloomberg Technoz

Edukasi Pasar Modal

4 Produk Pasar Modal yang Perlu Investor Pemula Ketahui


Ilustrasi Investasi. (Envato/iLixe48)
Ilustrasi Investasi. (Envato/iLixe48)

Jakarta - Berkunjung ke pasar modal, tidak asik kalau tidak mencari tahu apa saja produk-produk yang diperdagangkan. Nah, variasi produk pasar modal itu ada beragam, baik produk konvensional maupun produk derivatif atau turunan.

Dari sisi potensi keuntungan dan risiko juga beragam. Yang jelas, rumusnya satu, semakin tinggi risiko, semakin tinggi potensi keuntungan (return). Sebaliknya, semakin rendah risiko, semakin rendah pula potensi return. Secara garis besar, produk pasar modal dibagi menjadi tiga, yaitu saham, obligasi (surat utang), dan reksa dana.

Membeli saham adalah membeli kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memiliki kinerja yang baik, maka akan lebih banyak orang yang mau berinvestasi di perusahaan tersebut. Berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, semakin tinggi permintaan atau banyak yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham tersebut akan naik. Begitupun sebaliknya, jika banyak yang ingin menjual suatu saham, maka harga saham tersebut akan turun.

Keuntungan berinvestasi saham diperoleh dari capital gain atau ketika harga saham naik lebih tinggi dari saat investor membeli saham tersebut. Naik dan turunnya harga saham mengacu pada hukum permintaan dan penawaran tadi. Keuntungan berikutnya berasal dari dividen atau pembagian laba perusahaan setiap tahun. Dengan menjadi pemegang saham perusahaan tercatat, investor memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) meskipun hanya memiliki satu lot saham. Sebagai informasi, lot saham adalah ukuran pembelian dan penjualan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan satu lot saham berisi 100 lembar saham. 

Kerugian atau risiko investasi saham dapat disebabkan akibat capital loss atau turunnya harga saham. Lalu bisa juga disebabkan karena perusahaan tidak membagikan dividen karena mengalami kerugian ataupun RUPS memutuskan penggunaan laba untuk alokasi lain seperti ekspansi perusahaan. Risiko lain yang mungkin ada adalah ketika perusahaan mengalami pailit dan perusahaan ditutup atau berhenti beroperasi.

Ilustrasi Investasi (Envato/torianime)