Logo Bloomberg Technoz

Respons IBC Soal Riuh Perdebatan Baterai Nikel Vs LFP

Sultan Ibnu Affan
25 January 2024 10:30

Ilustrasi pabrik baterai. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi pabrik baterai. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia Battery Corporation (IBC) merespons soal perdebatan efisiensi antara penggunaan lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Corporate Secretary IBC Muhammad Sabik mengatakan Indonesia, sebagai negara yang kini menjadi cengkeraman rantai pasok EV global, sudah semestinya berfokus pada pengembangan baterai berbasis NMC.

"Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia sudah selayaknya mengembangkan industri baterai litium berbasis nikel," ujarnya saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).

Sabik mengatakan kebutuhan komoditas nikel ke depan masih cukup prospektif ke depannya, sejalan dengan naiknya permintaan kendaraan listrik berbasis baterai NMC tersebut.

Meski demikian, dia tak menampik bahwa persaingan pasar terhadap bahan baku LFP dan NMC itu akan makin ketat hingga 2030, sekaligus menggarisbawahi bahwa keduanya memiliki segmentasi pasar yang berbeda.

Laboratorium sertifikasi mutu konsentrat mineral untuk industri baterai LFP di Kota Quebec, Kanada, Selasa (20/6/2023). (Renaud Philippe/Bloomberg)