Logo Bloomberg Technoz

"Misalnya tahap awal Pertamax Turbo diganti dengan Bensa yang harganya Rp15.000/liter, lebih murah dari Pertamax Turbo yang harganya Rp15.350/liter, kualitas Bensa lebih bagus juga karena RON-nya 120," ujar dia.

Setelah itu, kata Djoko, pemerintah baru dapat mengimplementasikan konversi Pertalite menjadi Pertamax Green 92, yang akan menggunakan bauran bahan bakar nabati (BBN) berasis tetes tebu atau bioetenol sebesar 7% atau E7.

"Dengan demikian, bauran EBT dalam meningkat menuju emisi nol bersih dan tidak membebani APBN. Masyarakat senang membeli BBM kualitas tinggi dan lebih murah."

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menanggapi isu perihal Pertalite dihapus yang sempat mencuat pada Agustus 2023.

Menteri ESDM Arifin mengatakan bawah otoritas energi tak mempermasalahkan jika usulan Pertalite dihapus direalisasikan. Syaratnya, kata dia, asalkan usulan Pertalite dihapus tak membebani di kemudian hari.

"Kalau memang bisa disediakan dengan tidak ada beban tambahan, boleh saja," ujar Arifin saat ditemui usai konferensi pers capaian kinerja, kemarin.

Setala, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan rencana penghapusan BBM dengan research octane number (RON) 90 tersebut hingga kini memang masih dikaji.

"Memang sempat jadi opsi, tetapi kami masih tata dahulu rantai pasoknya," kata dia.

Rencana konversi Pertalite menjadi Pertamax Green 92 adalah bagian dari program Langit Biru besutan Pertamina, yang dirancang untuk beberapa tahap setelah melakukan serangkaian proses evaluasi.

Program Langit Biru pada dasarnya ditujukan agar perusahaan migas milik negara itu memproduksi BBM dengan RON tinggi agar menghasilkan emisi yang lebih rendah demi menjaga kualitas udara.

(ibn/wdh)

No more pages