Logo Bloomberg Technoz

Minyak Sulit Tembus US$80 pada Januari, tetapi Hati-hati Februari

Sultan Ibnu Affan
12 January 2024 13:10

Pompa minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) di Danau Maracaibo di Cabimas, negara bagian Zulia, Venezuela./Bloomberg-Gaby Oraa
Pompa minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) di Danau Maracaibo di Cabimas, negara bagian Zulia, Venezuela./Bloomberg-Gaby Oraa

Bloomberg Technoz, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan harga minyak dunia tidak akan menyentuh US$80/barel selama bulan ini, kendati ketegangan geopolitik di beberapa wilayah masih belum reda.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan sentimen eskalasi konflik yang di Laut Merah – sebagai jalur strategis pengangkutan logistik global yang sempat mengkhawatirkan pasar – belum mampu mengerek harga minyak.

"Menurut saya, eskalasi di Laut Merah kemarin juga kan tidak terlalu besar," ujarnya saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).

Bulan lalu, serangan kelompok Houthi, sebagai bagian dari manifestasi perang Israel-Palestina sempat mengancam pasokan minyak dunia. Bahkan, minyak sempat menguat hampir 5% setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran melancarkan lebih banyak serangan terhadap kapal dagang di jalur tersebut.

Namun, jelas Andry, ancaman itu makin mereda setelah adanya pengamanan jalur dari Amerika Serikat (AS). Terlebih, saat ini juga terjadi penurunan permintaan minyak, sejalan dengan lesunya ekonomi global.