Logo Bloomberg Technoz

Meningkatkan kesejahteraan rakyat telah menjadi komponen kunci dari kontrak sosial yang diandalkan Partai Komunis selama beberapa dekade pemerintahannya. Tahun baru yang dibanjiri dengan tantangan ekonomi akan menguji pakta itu: China memasuki periode penting saat pembuat kebijakan mencoba mendorong pertumbuhan, menstabilkan krisis di pasar properti, dan mencegah negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu terjerumus ke dalam deflasi.

Pemerintah China diperkirakan akan menargetkan kembali pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2024, menghindari siklus negatif yang dapat terjadi jika angka pertumbuhan lebih rendah. Mempertahankan tingkat pertumbuhan tersebut akan lebih sulit karena basis perbandingan yang lebih tinggi.

Meningkatkan kepercayaan pada China akan menjadi sangat penting tahun ini. Kekhawatiran atas kebijakan pemerintah yang tidak transparan membuat investor ketakutan pada tahun 2023. Sementara suku bunga yang lebih tinggi di luar negeri mendorong arus keluar modal. 

Tindakan keras baru-baru ini terhadap industri game memicu kerugian sebesar US$80 miliar, memicu kekhawatiran baru atas perubahan kebijakan, karena investor asing mencatat pembelian saham China tahunan terkecil.

Tanda-tanda kelemahan dalam ekonomi terus berlanjut, dengan aktivitas pabrik menyusut pada bulan Desember ke level terendah dalam enam bulan. Hal ini kemungkinan menambah tekanan bagi pembuat kebijakan untuk bertindak cepat guna menyuntikkan dorongan pada perekonomian.

Meskipun demikian, Xi pada hari Minggu memuji "kehebatan manufaktur" China dan menyebutkan daftar proyek buatan dalam negeri. Termasuk di antaranya pesawat jet penumpang C919 buatan dalam negeri, kapal pesiar buatan China, program luar angkasa nasional, kapal selam berawak, dan mobil listrik.

Dalam pidato tahun barunya, Xi Jinping, presiden China, menegaskan kembali pendirian Partai Komunis yang berkuasa bahwa China pasti akan "dipersatukan kembali". Ini merupakan sebuah singgungan terhadap  Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah untuk diklaim, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.

Komentar Xi muncul hanya beberapa minggu sebelum pemilu presiden Taiwan, di mana rakyat Taiwan akan memilih pemimpin baru mereka. Situasi ini semakin panas menjelang pemilihan presiden AS yang juga membawa risiko geopolitik baru. Kudeta dalam jajaran kepemimpinan militer China juga bergemuruh, dengan sejumlah petinggi disingkirkan dari jabatan penting minggu lalu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap militer China menghadapi kemungkinan invasi ke Taiwan, dengan kekuatan roket yang mengelola rudal negara itu menjadi sorotan. Beijing juga tiba-tiba mencopot menteri luar negerinya tahun lalu tanpa penjelasan, yang menambah ketidakstabilan.

Pemilu Taiwan yang digelar 13 Januari nanti, yang diprediksi akan berlangsung sengit, akan menentukan bagaimana pulau berpenduduk lebih dari 23 juta orang itu menanggapi langkah Beijing. Partai Progresif Demokratik yang berkuasa bertekad memperkuat hubungan Taipei dengan Washington, sementara Kuomintang sebagai oposisi - yang semakin dekat di urutan kedua dalam jajak pendapat terbaru - adalah mitra negosiasi pilihan Beijing di pulau itu.

"Semua orang China di kedua sisi Selat Taiwan harus diikat oleh tujuan bersama dan berbagi kemuliaan dalam kejayaan kebangkitan bangsa China," kata Xi.

(bbn)

No more pages