Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan nilai ekonomi digital Indonesia nyaris mencapai US$ 80 miliar atau setara Rp1.232 triliun pada 2023. Dia memperkirakan angkanya akan melonjak ke level US$1 triliun atau setara Rp1.540 triliun pada 2030.
Airlangga menyebutkan Indonesia memiliki lebih dari 2.500 perusahaan rintisan (startup) dan tercatat berada di peringkat ke-6 di dunia.
"Indonesia terus mengakselerasi infrastruktur digital dengan membangun 12.000 Km jaringan BTS, dan meluncurkan satelit multifungsi Satria untuk akses internet di wilayah terpencil," ujar Airlangga dalam Seminar Indonesia Economic Outlook, Selasa (21/11/2023).
Selain itu, pemerintah juga berupaya mendirikan Akademi Kepemimpinan Digital, dan beasiswa talenta digital dibantu mitra swasta. Hal ini dilakukan untuk menciptakan 9 juta talenta digital selama 15 tahun.
Sesuai keingingan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurut Airlangga, Indonesia mempunyai cita-cita untuk menjadi negara maju pada 2045. "Target ambisius tapi realistis. Jadi butuh eksekusi cerdas dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak," kata Airlangga.
Untuk mencapai cita-cita tersebut, ada empat peluang yang perlu diambil yaitu populasi, digitalisasi, hilirisasi, dan inovasi. Potensi ini diharapkan jadi sumber pertumbuhan dan penggerak ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia tercatat berada pada urutan lima besar ekonomi terbaik di dunia. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga, serta data penyerapan tenaga kerja dan angka kemiskinan yang membaik.
"Fundamental ekonomi RI cukup baik dibanding negara lain, Indonesia termasuk top 5 ekonomi di dunia," ujar Airlangga.
Dia memaparkan ketahanan ekonomi Indonesia masih resilien, dengan pertumbuhan ekonomi yang terjaga di level 4,9% dalam perhitungan tahunan, dan 5,05% secara tahun berjalan. Kinerja ekonomi ditopang oleh permintaan domestik.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibanding China, Meksiko dan Malaysia," kata Airlangga.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, menurut Airlangga, inflasi terkendali di angka 2,56% pada Oktober. Indonesia bahkan menjadi salah satu negara yang berhasil mengembalikan inflasi ke target sasaran.
Utang Indonesia juga tercatat kurang dari 40% terhadap produk domestik bruto (PDB). Porsi ini jauh lebih rendah dibanding porsi utang Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang melebihi pertumbuhan ekonomi.
"Tidak banyak negara yang bisa mengendalikan PDB, inflasi dan inklusivitas ekonomi yang terlihat dari indikator yang membaik, seperti angka kemiskinan menurun dan penyerapan tenaga kerja yang meningkat," papar Airlangga.
Mantan Menteri Perindustrian ini yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid di level 5,2%. Hal ini memperhatikan berbagai risiko, dan mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global.
Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi negara maju pada 2045, target ambisius tapi realistis. Jadi butuh eksekusi cerdas dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak.
Untuk mencapai cita-cita tersebut, ada empat peluang yang perlu diambil yaitu: Populasi, digitalisasi, hilirisasi, dan inovasi. Potensi ini diharapkan jadi sumber pertumbuhan dan penggerak ekonomi.
(lav)