Logo Bloomberg Technoz

Selanjutnya, Dian kembali mengutip data dari Indonesia Cyber Security Landscape, BSSN mengenai jumlah trafik anomali/cyber attacks di Indonesia yang terus bertambah. Bahkan, pada 2021 terdapat peningkatan lebih dari 3 kali terhadap tahun sebelumnya, sementara jumlah serangan dari Januari hingga Juni 2023 mencapai 204,6 juta. 

Rinciannya, pada tahun 2019 terdapat 290,3 juta, 2020 terdapat 495,3 juta, 2021 terdapat 1,6 juta, 2022 terdapat 976,6 juta dan Januari hingga Juni 2023 terdapat 204,6 juta.  

Pada tahun 2022, lanjut Dian, sektor keuangan berada pada posisi kedua sebagai target dari cyber attacks (serangan siber), setelah sebelumnya menempati posisi pertama pada tahun 2020. 

“Walaupun ini nomor 2, secara general, disrupsi dan kerugian yang dihasilkan dari cyber attacks pada sektor keuangan masih menempati posisi tertinggi,” ujarnya. 

Ilustrasi Hack Hacker (dok Bloomberg)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Edit Prima juga menjabarkan tren anomali trafik internet Indonesia mulai dari 2018 sampai dengan Oktober 2023. 

Pada 2018 terdapat 232,401,725 tren anomali, 2019 terdapat 290,381,283 tren anomali,  2020 terdapat 495,337,202 tren anomali, 2021 terdapat 1,652,521,839 tren anomali,  2022 terdapat 976,429,996 tren anomali dan Januari hingga Oktober 2023 terdapat 351,410,335 tren anomali.

“Namun, ini disclaimer dari BSSN selalu disampaikan kemampuan pantau BSSN kurang dari 5% dari total trafik internet Indonesia,” ujar Edit. 

“Analoginya lalu lintas kendaraan di Jakarta yang masif hanya bisa dicover oleh CCTV BSSN di titik tertentu saja. Jadi angka tidak mencerminkan kondisi riil. Ada fenomena gunung es, yang tampil hanya di permukaan. Jadi ni cerminan bahwa kondisi internet kita dimana anomali trafik cukup signifikan,” tutupnya.

(wep)

No more pages