Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I Senin (13/11/2023) berhasil parkir di zona hijau dengan kenaikan 32,11 poin atau setara dengan 0,47% ke posisi 6.841,37. IHSG berhasil bertahan di zona hijau sejak pembukaan saat bursa saham Asia cenderung beragam.
Rentang gerak IHSG berada pada area level 6.812–6.857. Dimana nilai transaksi hanya sebesar Rp3,87 triliun dari sejumlah 10,99 miliar saham yang berhasil diperjualbelikan.
Sementara kurs rupiah terpantau melemah 0,12% ke posisi Rp15.714/US$ pada pukul 12.05 WIB siang hari.
Tercatat ada penguatan 255 saham dan sebanyak 233 saham terjadi pelemahan. Sedang terdapat sejumlah 241 saham yang stagnan.
Sektoral saham teknologi dan saham infrastruktur menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 1,04% dan 0,99%, disusul oleh menguatnya saham kesehatan sebesar 0,96%.
Sejumlah saham-saham teknologi yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang meroket hingga 10%, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) yang melesat mencapai 8,18% juga dengan saham PT IndoInternet Tbk (EDGE) yang menguat 6,11%.
Senada, saham infrastruktur juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) meroket 5,99%, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) melesat naik 5,52% dan saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menguat 2,54%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini kompak bergerak melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,25%, indeks Shanghai Composite drop 0,17%, indeks Nikkei 225 terdepresiasi 0,13%, dan indeks Kospi turun 0,08%.
Sentimen pasar tertuju pada data Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat yang akan datang, yang diperkirakan inflasi melambat ke level 3,3% secara tahunan pada Oktober, turun dari 3,7% pada bulan sebelumnya.
Sementara secara bulanan, inflasi AS diperkirakan 0,1% lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 0,4%. Konsensus pasar juga memperkirakan inflasi inti AS akan menetap di angka 4,1% secara tahunan dan 0,3% secara bulanan.
Data inflasi ini menjadi tolok ukur dalam menentukan stance lanjutan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) setelah berbicara di sebuah acara konferensi yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Powell mengatakan The Fed tidak akan ragu untuk memperketat kebijakan moneter jika diperlukan, dan perjuangan melawan inflasi masih panjang.
(fad)