Logo Bloomberg Technoz

Sampai dengan semester I-2023, kontribusi Freeport terhadap penerimaan negara telah mencapai US$1,4 miliar (sekitar Rp21,50 triliun). Hingga akhir 2023, sumbangsih perseroan ke pendapatan diperkirakan mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp54,5 triliun atau relatif stabil dari setoran pada 2022 senilai Rp55 triliun. 

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Atas pertimbangan itu, Tony berpendapat pemerintah sebaiknya mengabulkan permintaan relaksasi ekspor konsentrat tembaga, tidak hanya bagi Freeport Indonesia, tetapi juga PT PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).

“Ada konsekuensinya pasti [jika tidak dikabulkan]. Jadi untuk kepentingan dari semua stakeholders, apabila memang tetap dibolehkan [mengekspor konsentrat tembaga] betul-betul sampai 100% [smelter baru] beroperasi. Demikian juga yang terjadi dengan Amman. Ini kalau kita bicara produsen konsentrat tembaga, pada dasarnya cuma dua di Indonesia yaitu Freeport dan Amman Mineral,” kata Tony. 

Kesalahan Tafsir

Ihwal awal mula penetapan tenggat larangan ekspor pada Mei 2024, Tony menduga telah terjadi salah tafsir pemerintah saat memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga kepada Freeport sampai medio tahun depan, dari tenggat yang sedianya dijadwalkan pada Juni 2023.

Dalam konteks tersebut, Tony menyebut pemerintah kemungkinan mengira Freeport sudah siap menyetop ekspor konsentrat per Mei 2024 lantaran menganggap smelter katoda tembaga PTFI di Manyar, Gresik sudah bisa beroperasi penuh pada bulan itu.

“Jadi yang kami sampaikan kepada pemerintah memang pada saat itu mungkin ada mistranslation barangkali. [Smelter Manyar] baru mulai beroperasi pada Mei, bukan 100% produksi pada Mei. Jadi, baru mulai. Ibarat beli mobil baru, mesinnya dihidupkan, tetapi kan jalannya cuma boleh 20 km/jam dahulu. Nanti setelah mencapai sekian km, baru bisa 60 km/jam. Nah smelter ini lebih rigid lagi dari itu. Begitu mulai beroperasi, bukan berarti bisa langsung produksi katoda dan sebagainya. Belum,” ujarnya.

Tony mengatakan smelter Manyar masih membutuhkan waktu beberapa pekan untuk bisa mulai produksi perdana setelah selesai tahapan prakomisi. Untuk dapat mencapai kapasitas produksi maksimal pun, kata Tony, sebuah smelter membutuhkan waktu sekitar 5—6 bulan sejak pertama kali mulai dioperasikan. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif bersama Presdir PT Freeport Indonesia Toni Wenas di Smelter Manyar, Gresik. (Dok. Kementerian ESDM)

Di lain sisi, Presiden Joko Widodo tetap menegaskan akan melarang ekspor konsentrat tembaga sebagai tindak lanjut dari program penghiliran sektor industri pertambangan mineral, yang sebelumnya sukses diterapkan di subsektor nikel.

“Untuk negara, kita arahnya ke depan sudah jelas apa yang harus kita lakukan. Apa yang harus kita kerjakan, semua sudah jelas. Rencana sudah ada semua, hilirisasi misalnya, peta jalan untuk minerba seperti apa setelah distop [ekspor] nikel, [akan] distop [ekspor konsentrat] tembaga, stop bauksit, stop timah,” terang Jokowi, Selasa (25/10/2023). 

Sebelumnya, Direktur Eksekutif  Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno berpendapat pemerintah akan lebih banyak dirugikan jika tetap memaksakan larangan ekspor konsentrat tembaga Freeport mulai medio 2024.

Dalam kaitan itu, Djoko pun memperkirakan pemerintah akan kembali merelaksasi larangan ekspor konsentrat tembaga selepas Mei tahun depan, mengingat adanya kepentingan negara untuk memudahkan usaha Freeport agar tidak dirugikan.

Sebelumnya, relaksasi sudah pernah diberikan dari tenggat larangan ekspor konsentrat tembaga yang sedianya diberlakukan pertengahan Juni 2023, bersamaan dengan larangan ekspor bauksit yang telah dicuci atau washed bauxite.

“Pemerintah tentu akan memeriksa laporan produksi [Freeport]. Kalau konsentrat Freeport menumpuk [karena dilarang ekspor], perlu disimpan di tempat aman. Kalau terjadi kerusakan dari konsentrat akan merugikan PTFI, [padahal] saham pemerintah [di Freeport] sudah 51,2%. Dengan demikian, pemerintah punya kepentingan untuk membuat kebijakan baru, sehingga tidak ikut rugi,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz

Produksi tembaga BHP Group, Codelco, dan Freeport-McMoRan./Bloomberg

Berdasarkan catatan Freeport, per semester I-2023 produksi konsentrat tembaga perseroan mencapai 735 juta pon, sedangkan emasnya 881.000 ons. Sampai dengan akhir tahun ini , produksi konsentrat PTFI diperkirakan mencapai 1,6 miliar pon, sedangkan emasnya 1,9 juta ons.

Pertengahan tahun ini, Freeport sempat mengalami kendala penjualan akibat keterlambatan izin ekspor selama 44 hari. Ekspor konsentrat tembaga PTFI per semester I-2023 hanya mencapai 580 juta pon, sedangkan emas 750.000 ons. 

Sampai akhir tahun ini, ekspor konsentrat perusahaan diperkirakan 100 juta pon lebih rendah dari produksi full year, sedangkan penjualan emas 100.000 ons lebih rendah dari produksi akibat isu keterlambatan izin pada Juli tahun ini. 

--Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan

(wdh)

No more pages