Logo Bloomberg Technoz

“Bungkamnya kampus ketika situasi semakin intensif sungguh mencengangkan sekaligus menakutkan,” tulis para alumni itu dalam surat terbuka mereka, yang ditujukan kepada Claudine Gay, rektor universitas, dan para pimpinan lainnya di Harvard.

“Mengingat Harvard sangat vokal dalam mengadvokasi hak-hak mahasiswa dari kelompok agama, ras, dan etnis lain, sikap diam ini, di tengah meningkatnya antisemitisme yang meroket, sungguh memekakkan telinga.”

Sebelumnya, Larry Summers, profesor dan mantan presiden Harvard, juga menyatakan kemarahannya karena diamnya Harvard setelah lebih dari 30 kelompok mahasiswa mengeluarkan pernyataan yang menyalahkan serangan itu pada Israel dan bukan Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.

Harvard menolak berkomentar mengenai surat tersebut.

Sekitar 500 pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina keluar dari kelas pada Kamis lalu, menurut laporan Harvard Crimson. Surat kabar mahasiswa tersebut mengatakan bahwa ini adalah protes ketiga di kampus untuk mendukung warga Palestina setelah dimulainya perang di Israel dan Gaza.

Crimson tidak menyebutkan adanya insiden kekerasan atau penangkapan dalam demonstrasi tersebut.

Meski demikian, menurut pernyataan yang didukung oleh Klarman dan Romney, seorang mahasiswa Israel baru-baru ini diserang di kampus Harvard Business School.

Harvard bukan satu-satunya kampus di AS yang terlibat dalam kontroversi mengenai perang ini. Para donor di Universitas Pennsylvania juga telah meminta presiden universitas untuk mengundurkan diri, sementara Universitas Stanford memberhentikan seorang dosen atas tuduhan bahwa mahasiswanya dijadikan sasaran karena identitas mereka di tengah konflik Timur Tengah.

(bbn)

No more pages