Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Beras dan BBM Makin Mahal, Upah Tak Mengikuti

Ruisa Khoiriyah
05 September 2023 14:08

Pedagang melayani pembeli beras di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli beras di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Para elite partai politik terlihat semakin sibuk hari-hari ini dengan peningkatan tensi perpolitikan menyusul deklarasi pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Surabaya akhir pekan lalu.

Hiruk pikuk perpolitikan Tanah Air ini berlangsung di tengah fakta terus melambungnya harga beras dan kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi akibat kenaikan harga minyak dunia ditambah pelemahan nilai tukar rupiah.

Harga beras di Indonesia terus melesat naik akibat kemarau panjang yang menggagalkan panen di beberapa daerah ditambah kebijakan proteksionisme yang ditempuh negara-negara penghasil beras seperti India.

Tren kenaikan harga beras itu diprediksi akan terus berlangsung ke depan. Ditambah harga minyak dunia yang belum lelah mendaki membuka risiko kenaikan harga BBM, keduanya bukanlah kombinasi yang bagus di tengah tahun politik yang sudah panas.

Catatan Badan Pusat Statistik, sampai Agustus lalu, kenaikan harga beras telah mencapai 13,76% year-on-year, di mana itu menjadi inflasi harga beras tertinggi sejak 2015. Sebagai perbandingan, harga beras pernah naik 13,44% pada Oktober 2015 silam.