Logo Bloomberg Technoz

Sederet Stimulus BI untuk Penyalur Kredit ke Sektor Prioritas

Arif Subakti
01 August 2023 18:10

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juli 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juli 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia akan menaikkan insentif likuiditas kepada bank penyalur kredit/pembiayaan pada sektor-sektor yang dianggap prioritas dan mampu menjadi penggerak ekonomi nasional.

Beberapa sektor tersebut antara lain hilirisasi minerba dan hilirisasi nonminerba (termasuk pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi), serta ekonomi keuangan hijau.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral akan memberikan insentif likuiditas senilai Rp47,9 triliun melalui pengurangan giro di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata. 

"Stimulus ini dikucurkan melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan berlaku sejak 1 Oktober 2023," kata Perry usai menghadiri rapat KSSK, Selasa (1/8).

Dalam stimulus tersebut, BI akan menetapkan besaran total insentif paling besar adalah 4%, meningkat sebelumnya dari 2,8% yang terdiri dari insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya 1,5%.