Logo Bloomberg Technoz

“Khususnya juga Ioniq5 yang diluncurkan pada Maret tahun lalu, yang merupakan mobil listrik pertama di Indonesia yang melokalisasi dan dipilih sebagai kendaraan resmi G20 di Bali tahun lalu, serta menjadi model penggerak pasar kendaraan listrik di Indonesia,” tutur Lee.

Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 (dok perusahaan)

Investasi Baterai LG

Lee menambahkan, guna mendorong Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asean, Hyundai bersama LG Energy Solution (LGES) mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik JV (HLI green power) pada September 2021. Saat ini, fasilitas itu masih dalam proses pembangunan.

“Selain itu, peletakan batu pertama pabrik pengemasan baterai kendaraan listrik juga telah dilakukan pada Mei tahun ini dalam rangka mempercepat ekosistem pengembangan kendaraan listrik di Indonesia,” tutur Lee.

Terkait dengan investasi pabrik baterai LG,  holding BUMN baterai PT Industri Baterai Indonesia (Persero) Indonesia Battery Corporation (IBC) sebelumnya memastikan progres masih berjalan sesuai rencana. 

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan IBC tengah menunggu keputusan akhir terkait dengan investasi LGES dari pemerintah. Saat ini, pemerintah masih melakukan penyusunan struktur akhir investasi tersebut, termasuk pembagian saham dalam konsorsium.

"Intinya, sekarang dari aspek kementerian [Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal] sedang melakukan struktur akhir dari LG. Jadi, itu yang sudah dicanangkan dan harusnya pekan ini ada kabar lagi,” katanya ketika ditemui usai acara peluncuran Battery Asset Management Services di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, medio Juni.

Tren investasi pabrik baterai EV global. (Sumber: Bloomberg)

Selain menyusun pembagian saham dalam konsorsium, pemerintah menyiapkan perjanjian perdagangan bebas terbatas atau limited free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mendukung investasi LGES. Hal tersebut perlu dilakukan agar produk baterai kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia bisa lebih kompetitif, khususnya dari segi harga.

“Intinya, bagaimana Indonesia bisa melayani seluruh market. Jadi, bukan hanya China saja, tetapi ke AS, Korea [Selatan],  dan Eropa. Strategi yang paling penting salah satunya adalah bagaimana Indonesia melakukan limited FTA,” ungkap Toto.

Lebih lanjut, Toto menyebut dirinya sejak awal meyakini jika LGES tetap akan melanjutkan komitmen investasinya di Indonesia. Sebab, perusahaan asal Korea Selatan itu sudah bekerja sama dengan pabrikan otomotif Hyundai untuk memproduksi sel baterai.

"Pasti karena mereka [LGES] sudah investasi di hilir dan pasti, begini mereka sudah membuat pabrik baterai di sini, mereka  harus memberikan suplai. Tidak mungkin mereka impor dari Korea untuk katoda dan anodanya jadi itulah kenapa nanti harus ada pasokan dari Indonesia terkait dengan bahan bakunya," tuturnya.

(wdh)

No more pages